Imagine With Us 2017 Chapter 4 : Darkness (ft. Kim Suho) [2/2]

Posted by Lee Yena, Released on

Option

Imagine With Us

Darkness (ft. Kim Suho — Part 2)

[ Romance, Adult, Sad, Twoshoot ]

Gadis itu meringis pelan saat ia dipaksa berjalan menyusuri lorong didepannya. Chan Mi mendecih pelan saat matanya tak sengaja menoleh kebelakang. Tepat dibelakangnya ada Sulli dan Kyuhyun yang mengawasi pergerakannya.


'Iblis sialan!' kutuknya. Ia menundukkan pandangannya, menatap jenis pakaian yang hanya menutupi bagian intimnya. Apa namanya? Lingerai? Menjijikkan.


Langkah mereka terhenti. Tepat didepannya adalah pintu yang tampak nya berbeda dengan pintu-pintu yang ia lewati sebelumnya. Kyuhyun melangkahkan kakinya. Kini ia berada di depan pintu itu. Pria itu membuka pintu besar itu, "Masuk." titah Kyuhyun seraya mendorong punggung Chan Mi.


Mau tak mau, Chan Mi terpaksa melenggangkan kakinya masuk. Matanya membulat saat kedua hazel cantiknya menerawang ke sekeliling ruangan. Panggung kecil, lampu remang-remang, dan beberapa orang pria yang menatap lapar ke arahnya.


Oh, tidak. Ternyata bukan hanya dia sendiri yang di 'jual'. Ia melihat antrian para wanita yang berpakaian kurang lebih sama dengannya. Yang bernasib sama dengannya.


"Baiklah semuanya!" Sulli yang sudah berada ditengah panggung menepuk kedua tangannya beberapa kali. Yang dalam sekejap menarik perhatian para pria hidung belang yang tengah duduk di bangku penonton.


"Tanpa banyak basa-basi kita langsung saja mulai acara pelelangannya." Sulli menarik salah satu gadis agar ikut naik keatas panggung. Dan menepuk pundaknya pelan, "Perkenalkan, wanita cantik ini bernama Lee Hyorin. Asal jepang. Kulit eksotis dan wajah orientalnya pasti menggoda pria mana saja untuk mencumbu nya." kekehnya.


"350 juta!" teriak seorang pria dari arah bangku penonton.


"Ah, Tuan Chen. Baiklah apa ada yang ingin menawar lebih?"


"500 juta!"


"Hehehe! Tuan Baekhyun. Bagaimana Tuan Chen? Apakah anda akan menaikkan tawaranmu?"


"Aku naikkan 650 juta!" balas Chen seraya menyeringai terhadap pria yang duduk tak jauh dari bangkunya, Byun Baekhyun.


"Ok, Tuan Chen. Baekhyun-ssi?" Sementara, Baekhyun hanya mendengus kesal. Ia memilih diam, "Baiklah. Lee Hyorin jatuh di tangan tuan Chen." kekeh Sulli, "Silahkan Hyorin. Pergilah ke pangkuan Tuan Chen."


Seperti anjing yang menuruti tuannya. Gadis itu turun dari panggung itu dan mendudukkan bokongnya dipangkuan Chen. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh pria itu dan mencium bibir Sang Tuan.


Sulli mengalihkan pandangannya pada Chan Mi yang masih mematung. Di tariknya lengan gadis itu kasar. Seakan berusaha melampiaskan amarahnya pada Chan Mi, "Kalau memberontak. Kau akan tahu akibatnya." bisik Sulli tepat di depan telinga Chan Mi seraya menancapkan kuku panjangnya di lengan Chan Mi.


Chan Mi berani bersumpah. Demi Tuhan! Ia ingin sekali meneriaki wanita didepannya ini. Mencaci-maki nama iblis itu hingga seluruh dunia tahu. Betapa buruk nasib yang menimpanya sekarang. Chan Mi memilih bungkam, saat ini jika ia memberontak. Dia yang akan celaka. Ia bagaikan hidup dalam dilema.


"Baik semua." suaranya kali ini lebih lantang dari sebelumnya, "Perkenalkan, nama gadis imut ini adalah Kim Chan Mi. Dan kebetulan ..." Sulli menggantungkan kalimatnya seraya memasang senyuman—lebih tepatnya seringai dibibirnya, "She's a virgin."


"Bagaimana tuan-tuan? Ada yang tertarik untuk memilikinya?" Chan Mi menundukkan pandangannya, menyembunyikan raut ketakutannya dari pria hidung belang yang menatapnya lapar. Ia mengepalkan kedua tangannya. Ya Tuhan, kali ini ia sungguh ketakutan.


"600 juta!"


"750 juta!"


"900 juta!"


Chan Mi menggigit bibirnya pelan. Hatinya seakan teriris tipis saat mendengar dirinya, tubuhnya, harga dirinya tak lebih dari barang yang di perjual belikan.


"1 miliar!"


Sulli terkekeh saat mendengar penawaran yang cukup fantastis, "Apa tidak ada yang menawar lebih dari 1 miliar?" Diam. Tak ada yang menyela maupun menjawab pertanyaan dari Sulli, "Selamat, Suho-ssi. Kau mendapatkan gadis ini."


🍂🍂🍂


Kim Suho, 27 tahun. CEO The Cleo Cooperation. Perusahaan pertambangan terbesar di China. Kekayaan keluarganya melimpah ruah. Membuat dirinya hidup dalam indahnya dunia malam. Melampiaskan hasratnya yang selama ini terpendam pada para jalang disana.


Lekuk wajahnya bak ukiran Tuhan yang begitu sempurna. Tubuh kekarnya semakin menambah nilai plus baginya. Ia begitu sempurna. Seperti tak memiliki celah sedikitpun untuk menjatuhkan image pria itu. Pria setengah dewa itu tengah menatap tajam wajah gadis di bawahnya. Dengan kasar ia mencengkram kedua pergelangan Chan Mi dan mengikatnya di tiang kecil ujung ranjang.


Lingerai yang ia pakai sudah terkoyak. Menampakkan bagian tubuh yang selama ini tak pernah diperlihatkan pada siapapun sebelumnya. Kini tubuhnya telah polos tanpa sehelai benangpun. Suho menjilat sudut bibirnya. Baginya, tubuh gadis ini benar-benar menggoda hawa nafsunya.


"Tu-tuan. Aku mohon lepaskan aku." cicit Chan Mi.


"Kau melawanku, babygirl?" dingin. Kata-kata itu sukses membuat tubuh gadis dibawah tindihannya merinding hebat, "Kau mencoba lari dariku?"


"A-aku tidak-"


Plak!


"Aakh! Sakit!"


Plak!


"A-ampun, Tuan."


Perih. Chan Mi merintih kesakitan saat menerima tamparan keras di kedua pipinya. Air mata tak henti-henti mengalir dari pelupuk matanya. Meminta belas kasihan pada pada pria yang terkenal dingin itu.


"Jangan memancing emosiku, babygirl. Aku paling tak suka dilawan." Suho mendekatkan bibirnya, mencium dan menghisap pelan perpotongan leher Chan Mi. Meninggalkan kissmark diatas permukaan kulitnya.


"Now, give me your body, sweetie." Tangan nya tak tinggal diam, diremas dada Chan Mi gemas. Memainkan puncaknya dan sesekali mencubit gundukan itu. Dielusnya paha mulus Chan Mi. Perlahan tangannya bergerak hingga kepangkal pahanya.


"Hmmm ... Tu-tuan!" Tubuh Chan Mi menegang saat merasakan bagian intimnya dimasuki oleh jari pria itu. Dengan seenaknya mengocok-ngocok vaginanya. Memainkan klirotis dan mencubit bibir vaginanya, "Ah ... Hm ... Tuan ... Akh!"


"Call me daddy, babygirl."


"Akh ... Daddy!" racau Chan Mi. Otaknya berusaha menolak perlakuan Suho, mensugestikan dirinya untuk kembali melawan. Tetapi tubuhnya malah mengkhianati otaknya. Tubuhnya menginginkan sentuhan itu. Bibirnya tak henti mendesah. Sementara kedua tangannya menggenggam erat tali yang mengikat pergelangan tangannya. Menyalurkan rasa nikmat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, "Uah! Akh! Daddy!"


Tuhan. Ini benar-benar nikmat.


"Daddy! A-aku! Aaaaakkkhh!" Tubuhnya bergetar hebat saat merasakan sesuatu menerobos keluar. Sesuatu yang aneh. Tetapi begitu nikmat mengalir dari selangkangannya.


"Haah ... Haaah ..." dada Chan Mi naik turun. Berusaha menarik oksigen yang terbuang diudara. Bekas kissmark yang tercetak indah dilehernya. Matanya tampak sayu. Tak lupa bibir cherry nya yang sedikit terbuka. Menampilkan pemandangan erotis yang sayang untuk dilewatkan.


"Ugh! Da-daddy!?" mata Chan Mi membulat saat Suho mulai mengeluarkan sesuatu dari balik celana hitamnya. Sesuatu yang besar, panjang dan mengacung tegak didepannya. Mengarah tepat di depan vaginanya.


"Bersiaplah, babygirl."


"Da-daddy, jangan! Aakh!" Sakit. Chan Mi merasakan sakit yang teramat sangat sedang mendera bagian intimnya. Ia semakin mengeratkan cengkramannya pada tali itu. Sementara Suho semakin kuat mendorong kejantanannya. Memaksa vagina gadis itu untuk menelan seluruh batang kemaluannya, "Hiks ... A-aku mohon ja-jangan."


"Ah, shit! You're so tight, sweetie." lenguh Suho. Suho menghentikan dorongannya. Lalu kembali mendera vagina Chan Mi dengan dorongan yang lebih kuat dan lebih dalam dari sebelumnya. Tak memperdulikan rintihan sang gadis yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.


Jleb!


"Aaaaaakh!!! Huaaa! Sakit!" Chan Mi kembali menangis. Merasakan tubuh bagian bawahnya seakan ditusuk-tusuk oleh benda tak kasat mata.


"Aah ... Fuck." berbeda halnya dengan Suho. Ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Vagina gadis itu terus berdenyut seakan memijit juniornya yang telah menancap sempurna didalam sana.


Tangan kekarnya turun, mencengkram erat kedua sisi pinggul gadis itu. Chan Mi dapat merasakan kuku-kuku pria itu seakan menusuk kulitnya. Gerakan pria itu terhenti. Mata elangnya beradu pandang dengan hazel indah itu. Mata indah yang seakan menyihir dirinya. Perlahan Suho memajukan kepalanya, mencium kening sang gadis. Lalu kembali mengecap benda kenyal nan menggoda milik Chan Mi.


"Mmmnhh." dan Chan Mi tak melawan. Ia memilih pasrah dan membalas ciuman dari Suho. Membuka belahan bibirnya, membiarkan lidah mereka saling bertautan. Saling menghisap dan bertukar saliva. Suho menyeringai, akhirnya gadis itu patuh padanya. Kemudian, ia melepaskan tautan bibir merekanya.


"Aak ... Aaakh ... Perih." rengek Chan Mi.


"Sstt! Calm down." perlahan Suho menggerakkan pinggulnya. Memaju mundurkan kejantanannya pelan. Menikmati tiap sodokan yang ia buat pada tubuh Chan Mi. Yang begitu basah. Hangat. Dan ketat.


"Aah ... Aah ... Daddy! Aah."


Suho menaikkan tempo gerakan in-outnya. Membuat tubuh gadis itu mengelinjang. Hingga membentur tiang kasur di belakangnya. Tangan nya tak tinggal diam. Diremasnya kuat dua bukit kembar itu dan sesekali menamparnya pelan.


Plak! Plak!


"Ugh, shit." geram Suho. Suho semakin gencar memaju mundurkan miliknya. Sementara Chan Mi hanya pasrah menerima tusukan bertubi-tubi yang menghantam organ intimnya.


"Aah ... Ahhh ..."


"Sebentar lagi, baby."


"Aaah ... Ahh ... Daddy."


Tak terasa sudah setengah jam mereka bergumul diatas ranjang. Keringat mengucur, membasahi seprai di bawahnya. Bercak darah juga membekas di seprai putih susu itu. Darah sebagai bukti bahwa Kim Chan Mi telah menyerahkan mahkotanya yang paling berharga pada pria yang tengah menggaulinya sekarang. Nafas Suho mulai memburu, gerakannya semakin lama semakin brutal. Ia mendongakkan kepalanya saat merasakan benihnya yang sebentar lagi akan keluar.


"Aah." ia mendesah. Suho sekali lagi menghantam vagina Chan Mi, memasukkannya hingga terbenam. Membiarkan cairan semen itu memenuhi liang Chan Mi. Saking banyaknya, bahkan Chan Mi dapat merasakan cairan laknat itu merembes keluar. Membasahi pahanya.


Suho jatuh diatas tubuh mungil gadis itu. Membiarkan tubuh mereka saling menempel. Di kecupnya pipi Chan Mi berkali-kali seakan memberikan rasa nyaman pada gadis itu tanpa melepaskan kontak yang ada dibawah mereka. Sementara Chan Mi hanya menutup matanya rapat. Tubuhnya sudah terlalu lelah walau hanya untuk menggerakkan kakinya.


"Kau milikku, babygirl. Dan selamanya kau menjadi milikku, Kim Chan Mi."


END

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset