KINDNESS
You're a hero. You save anybody. But, who will save you?
Park Sooyoung
"Ya, sudah. Sini pulang sama Noona dulu ya? Besok Noona akan mengantarkan kamu kerumah. Ok?"
•••
Seorang gadis bertubuh semampai tengah menikmati malamnya di taman hiburan yang terletak tak jauh dari pusat perbelanjaan Lotte World Art, salah satu objek wisata terkenal di Seoul. Lampu warna-warni, kedai makanan yang berjajaran serta banyak pasangan kekasih yang berlalu lalang melintasi taman. Tak pelak membuat gadis cantik ini menghela nafas berat. Ia sangat merindukan pria yang tengah menghadiri meeting di negeri Paman Sam. Sudah lebih dari sebulan pria itu berada disana.
"Chanyeol-ah~ kau dimana? I miss you so much. Oh~ I miss you so much." gumamnya. LDR-an sakit juga ya? Atensinya beralih saat melihat seorang anak kecil menangis disudut perempatan jalan. Walaupun ia tergolong kurang bisa bergaul dengan anak seumuran balita. Tapi bukan berarti ia tak memiliki empati terhadap anak kecil, "Aigoo~" ia mengelus puncak kepala anak kecil itu, "Adek kenapa? Kok nangis?" Joy berlutut, mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan pria kecil dihadapannya ini, "Eommanya dimana?" anak itu menggeleng kuat, sedikit terisak.
"Hiks ... Eom-eomma su-sudah ... Hiks ... Di surga." lirihnya.
Joy hanya bisa termangu saat mendengarkan beberapa patah kata yang keluar dari bibir anak kecil ini. Matanya melunak, sungguh ia tak tega. Ditinggalkan oleh ibunya di usia semuda ini, pasti ia sangat kehilangan peran seorang ibu, "Kalau rumah? Adek masih ingat enggak?" anak kecil itu menggeleng. Joy mengumpat dalam hati. Bodoh! Kalau anak kecil ini tahu rumahnya dimana pasti ia bisa pulang sendiri dari tadi, "Nah, kalau Appa?" tambah Joy, anak itu kembali menggeleng sambil mengusap kedua buah matanya.
"Hiks ... Appa ..." Joy menghembuskan nafasnya kasar, dasar orang tua tidak becus! Meninggalkan anaknya sendirian ditempat seluas ini! Apa ia tak khawatir kalau anaknya dicuri terus dibawa ketempat yang jauh lalu ...
Sudah cukup. Mengingatnya saja sudah membuat bulu kuduk gadis ini merinding. Apalagi sekarang marak sekali kasus pencurian anak dibawah umur. Tidak! Gadis ini tak akan membiarkan anak selucu ini menjadi korban, "Ya, sudah. Sini pulang sama Noona dulu ya? Besok Noona akan mengantarkan kamu kerumah. Ok?" Sesaat, anak kecil itu terdiam kemudian mengangguk pelan. Mendapat lampu hijau, Joy segera bangkit berdiri, menawarkan pegangan tangannya, "Ayo, ikut."
•••
Joy terus mengeratkan pegangannya pada Eum Soo--nama anak itu--sambil mencari topik pembicaraan ditengah perjalan pulang mereka. Eum Soo tersenyum malu-malu saat Joy berusaha menggoda dirinya dengan mengatakan 'Si Tampan Eum Soo'. Yang tentu saja membuat Joy tertawa lepas karena berhasil membuat wajah anak kecil itu memerah. Chanyeol saja mampu ia goda, apalagi anak kecil ini. Pikirnya. Baru saja sepuluh menit mereka berjalan, ada mobil sedan berwarna hitam yang tiba-tiba berhenti didekat mereka. Sontak canda tawa keduanya berhenti. Tergantikan dengan ekspresi penasaran. Siapa orang yang ada didalam mobil itu. Baru saja mobil itu terbuka, sosok pria berkaca mata kira-kira berumur 30 tahunan menyerbu mereka--lebih tepatnya--anak kecil disebelahnya. Dan bisa Joy tebak, itu pasti ayah Eum Soo.
"Astaga, Eum Soo! Appa sudah mencarimu kemana-mana! Kau kemana saja, hah!? Maafkan Appa, sayang." ucap seraya memeluk erat putranya.
"Ap-appa ... Ma-maafkan, Eum Soo." balas Eum Soo, membalas pelukan erat sang ayah. Joy tak bisa menyembunyikan rona kebahagiaannya, hati siapa yang tak meleleh saat melihat pertemuan yang mengharukan ini? Astaga, ia jadi rindu dengan kedua orang tuanya yang berada di Busan. Beberapa saat, pria itu bangkit dan membungkuk berkali-kali.
"Gamsahabnida! Gamsahabnida!" ucapnya berulang kali.
"A-aniyo, Ahjussi! Tak masalah." ucap Joy sambil membungkukkan badannya sedikit, menghormati pria didepannya.
Pria itu tersenyum penuh arti, "Kau begitu baik, Nona. Sekali lagi terima kasih banyak." ucap pria itu tulus.
Joy tersipu malu mendapat pujian dari orang lain. Sedikit berbincang-bincang dan akhirnya Joy meminta izin untuk pulang ke rumahnya. Lagi pula ia sudah tenang, anak ini sudah berada dipelukan keluarganya, "Kalau begitu saya permisi dulu, Ahjussi. Dadah, Eum Soo." pamit Joy, melambaikan tangannya pada Eum Soo yang tentu saja dengan senang hati dibalas oleh Eum Soo.
"Sampai jumpa, Nona." ucap pria itu memasang senyumannya. Joy tersenyum dan pergi meninggalkan ayah dan anak ini. Ayah dan anak. Kata siapa? Pria itu tersenyum--tidak--lebih tepatnya menyeringai lalu berjalan kearah bagasi mobilnya. Mengambil tongkat besi yang biasa ia pakai untuk 'bekerja' selama 2 tahun terakhir ini, "Kerja bagus, Eum Soo-ah. Sekarang masuk kedalam mobil." puji pria itu sambil menghentak-hentakkan tongkat besi itu ke tanah.
"Baik, Ahjussi." balas Eum Soo patuh, masuk kedalam mobil. Menatap kosong punggung orang yang telah berbaik hati membantu dirinya, menghibur dirinya. Dia begitu baik, "Noona ... Maafkan, Eum Soo."
•••
Joy terus melenggangkan kakinya, menyusuri jalan setapak dihadapannya. Headset putih terpasang dikedua telinganya, sesekali bersenandung ria menyanyikan lagu yang sedang ia dengar. Kebiasaannya jika sedang bosan.
"Havana, ooh na-na."
Tap ...
"Half of my heart is in Havana, ooh-na-na."
Tap ...
"He took me back to East Atlanta, na-na-na."
Tap ...
"All of my heart is in Havana."
Greep ...
"There's somethin' 'bout his manners."
Buaagh!!! Bruuk!!!
"..."
"..."
"Havana Oh na-na."
END
