Imagine With Us 2017 Chapter 5 : Mr. Egoist (ft. Kim Kai) [1/2]

Posted by Lee Yena, Released on

Option

Imagine With Us

Mr. Egoist (ft. Kim Kai — Part 1)

[ Adult, Kekerasan, Romance, Twoshoot ]


Kim Jongin.


Siapa yang tak mengenal nama pria berumur itu? Dengan wajah tampan, kulit eksotis yang memikat, dan harta kekayaannya yang melimpah ruah. Membuat pesonanya terkenal dikalangan wanita, tak hanya di Korea Selatan. Tetapi juga merambah di seluruh dunia terutama Asia.


Tuk! Tuk! Tuk!


Pria bermarga Kim itu tengah mengetuk-ngetuk meja kerjanya. Sesekali ia memijit pelipisnya. Ia mengacak-acak rambutnya gusar. Seraya memandang jijik pada benda putih bertahtakan berlian yang melingkar di jari manisnya.


Ingin sekali ia melemparkan benda sialan itu ke dasar laut atau sekedar membuangnya di tong sampah. Hingga benda yang dinamakan 'cincin pernikahan' itu tak dapat lagi ditemukan. Pernikahan atas dasar harta. Hanya memikirkan kepentingan perusahaan dan kerjasama bisnis. Tanpa memikirkan bagaimana perasaannya.


"Menjijikkan." Mungkin itu kata yang tepat baginya untuk mendeskripsikan apa yang ia rasakan setahun belakangan ini. Apalagi hari ini adalah tepat hari ulang tahun pernikahannya yang pertama. Hari yang seharusnya suka cita dirayakan bersama orang yang kita cintai.


Kecuali dirinya. Kai menghela nafas berat seraya menyandarkan kepalanya dibantal kursi putarnya. Perlahan, Kai menutup kelopak matanya. Menyembunyikan hazel obsidiannya yang memikat. Tiba-tiba ia menarik bibirnya ke atas. Ia tersenyum. Pikirannya melayang, membayangkan wajah gadis yang selama ini selalu hadir di dalam benaknya.


"Kau tak akan bisa lari dariku. Lihat saja nanti." kekehnya seraya mengembangkan seringai di bibirnya.


🍂🍂🍂


Mata gadis itu terus berkutat pada layar monitor nya. Jari lentiknya tak berhenti memasukkan abjad. Merangkai huruf dan angka dalam satu ketikan. Ia menghela nafas pelan. Hari ini ia harus menyelesaikan proposal perkembangan perusahaan dan menyerahkan nya pada Menejer Cho Kyuhyun. Ketua bagian direksinya.


"Hyun Ji."


"Ya?" Gadis yang disapa Hyun Ji itu mengangkat kepalanya, mendapati seorang yeoja berambut pirang tengah menatapnya seraya memegang map hitam berukuran sedang di tangannya.


"Oh, Irene-ssi. Ada apa?" Hyun Ji menghentikan pekerjaannya sejenak.


"Maaf mengganggumu. Tetapi, bisa kau serahkan berkas-berkas ini pada pak presdir?" ucap Irene seraya mengulurkan map yang ia pegang.


"A-aku? Kenapa harus aku? Apa yang lain tak bisa?"


"Entahlah. Ini perintah langsung darinya." jawab Irene.


"Tapi-"


"Tak ada tapi-tapian, Hyun Ji." potong Irene. Ia meletakkan map hitam itu di atas meja, tepat di samping komputer, "Cepatlah! Dia sudah menunggu mu di ruangan." ujar Irene kemudian berlalu. Meninggalkan Hyun Ji yang tengah sibuk berdebat dengan pikirannya sendiri.


Glup!


"Ya, Tuhan." Hyun Ji menangkup kedua pipinya dengan telapak tangannya.


🍂🍂🍂


Hyun Ji, gadis cantik berpostur lumayan 'mini' itu menatap nanar pintu besar yang berada tepat di hadapannya. Tepat di hadapannya ada dia, Kim Jongin.


"Tenanglah, Hyun Ji." ucapnya seraya menggenggam erat map hitam yang di dadanya. Setelah berhasil mengumpulkan segenap keberaniannya yang masih tersisa. Hyun Ji mengetuk pintu besar itu.


Tok! Tok! Tok!


"Masuk." sahut seseorang dari arah pintu. Suara beratnya benar-benar khas menggelitik gendang telinganya.


'Itu suara Kai.' batin Hyun Ji.


Krieet!


Hyun Ji melangkahkan highheelsnya, masuk dengan 'tenang' seraya memeluk erat map hitam yang ia bawa. Melampiaskan perasaannya yang sedang berkecamuk. Perasaannya benar-benar kacau, seperti layaknya kapal nelayan yang tengah terombang-ambing di lautan lepas. Ada dua kemungkinan bagi nelayan itu. Selamat atau mati tenggelam. Kira-kira begitulah keadaannya sekarang.


"Tu-tuan." Hyun Ji berusaha mati-matian membalas tatapan mematikan dari pria didepannya. Tatapannya begitu dalam. Begitu dingin tetapi juga terselip percikan kehangatan didalamnya.


"Ini berkas yang Tuan butuhkan." ia melangkahkan kembali kakinya lalu meletakkan map itu di atas meja besar yang tepat berada di hadapannya, "Maaf membuat Tuan menunggu. Kalau begitu saya permisi." Hyun Ji membungkukkan tubuhnya lalu beranjak pergi dari tatapan pria itu.


"Berhenti!"


Tap!


Langkah Hyun Ji terhenti, seakan sistem sarafnya hanya bekerja mengikuti perintah pria itu.


"Tetap disitu."


Hyun Ji mencelos dalam hati saat tubuhnya tak mau menuruti perintah otaknya untuk meninggalkan pria itu. Seakan seluruh tubuhnya telah dikendalikan seperti boneka. Dikepal kedua tangannya erat hingga memutih. Berusaha menetralisir rasa takutnya.


"Maaf, Tu-tuan. Aku harus pergi." Hyun Ji kembali melangkahkan kakinya, lebih tepatnya seperti berlari kecil ke arah pintu.


Greep!


"Aku bilang berhenti!" entah sejak kapan, Kai sudah berada di belakang gadis itu. Mencengkram pergelangan tangannya dan menarik gadis kecilnya kedalam kungkungan tubuhnya yang mungkin tiga kali jauh lebih besar dari Hyun Ji.


"Tu-tuan! Aku mohon lepaskan." rengek Hyun Ji seraya memberontak, berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Kai. Berkali-kali ia mendorong dada Kai dengan kedua tangannya. Tapi percuma, kekuatannya tak sebanding dengan Kai.


"Tidak! Aku tak akan pernah melepaskanmu!" gertak Kai seraya mengeratkan pelukannya. Ia mendekatkan hidungnya di perpotongan leher Hyun Ji. Menyesap aroma Vanila yang sangat ia rindukan. Kai begitu menginginkan gadis ini.


"Ap-" perkataan Hyun Ji berhenti saat merasakan benda lembut dan kenyal bersarang di bibirnya. Itu bibir Kai.


"Hhmnnnh!" dengan ganas Kai melumat bibir cherry itu, mengecap rasa bibir gadis yang begitu ia cintai.


Kai sejenak menghentikan permainannya di bibir Hyun Ji, "Strawberry? I like that." kekehnya. Kai kembali mendaratkan ciumannya. Salah satu tangannya yang tadi memeluk pinggang Hyun Ji posesif kini merambat ke atas. Menekan tengkuk leher Hyun Ji dan memperdalam ciumannya.


"Hhmmmh! Eemmm!" Hyun Ji terus meronta. Sudah berkali-kali ia melayangkan pukulannya didada bidang Kai agar ada harapan pria itu mau melepaskan lumatannya di atas bibirnya.


Bahkan Hyun Ji sempat berpikir, begitu lemahkah pukulannya hingga tak ada reaksi berarti dari Kai? Atau tubuh Kai yang terlalu kuat baginya? Setelah dirasa oksigen yang mengisi paru-parunya telah menipis. Kai melepaskan pagutan bibirnya dan menarik udara sebanyak-banyaknya ke dalam kantong udara itu.


"Haaah! Haaah!"


Kai mendekatkan wajahnya dan menempelkan hidungnya di dahi mulus Hyun Ji, "Aku mencintaimu, Hyun Ji."


Deg!


Hyun Ji mengangkat wajahnya, menerawang kearah netra obsidian yang dimiliki pria itu.


"Aku sangat mencintaimu." Hatinya terasa remuk saat Kai kembali menggemakan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kai mencintainya. Entah ia harus senang atau sedih saat ini. Ia tak tahu.


"Oppa, aku mohon hentikan." Hyun Ji mulai terisak, "Kau sudah menikah."


Kai hanya terdiam. Tak niat mencela atau pun membalas perkataan Hyun Ji. Itu semua benar. Ia telah menikah dengan wanita lain. Krystal Jung, nama wanita yang kini telah berstatus sebagai istrinya.


"Aku tak mau dituduh sebagai orang ketiga yang merusak rumah tanggamu." Hyun Ji menundukkan pandangannya, "Aku mohon."


"Lalu? Apa aku harus mendengarkan omongan mereka?"


Hyun Ji tersentak, ia mengangkat wajahnya. Menatap langsung obsidian indah itu, "Oppa!"


"Katakan! Apa aku harus peduli dengan semua itu!?" Kai menaikkan nada bicaranya.


"Kau egois, Oppa!" bentak Hyun Ji.


"Kyaa! Oppa lepaskan!" tiba-tiba Kai menggendong tubuh Hyun Ji ala bridal style. Membopong tubuh Hyun Ji ke arah sofa besar yang tak jauh dari mereka dan menjatuhkannya kasar.


TO BE CONTINUES

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset