Imagine With Us
I'm Yours (ft. Park Chanyeol)
[ Romance, Adult, Married Life, Oneshoot ]
•••
"Yoona!!" pekik seorang wanita seraya melingkarkan tangannya, memeluk tubuh wanita berbalut jas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya dari arah belakang.
"Apaan sih? Krystal!? Lepaskan!" keluh wanita itu. Im Yoona, wanita cantik berumur 23 tahun. Bekerja sebagai dokter spesialis anak disalah satu rumah sakit ternama Korea Selatan.
"Kau ini! Aku rindu padamu tahu!" rengek Krystal, ia melepaskan pelukannya dan memajukan bibirnya sepanjang 5 cm. Sementara, wanita yang tengah mempoutkan bibirnya bernama Krystal Jung. Berumur 23 tahun, hanya bulan lahirnya saja yang lebih muda dari Yoona. Bekerja sebagai suster di rumah sakit yang sama dengan Yoona.
"Coba kau lihat bibirmu sekarang. Seperti paruh bebek. Jelek!" ejek Yoona.
"Bisa tidak sekali-kali kau tidak mengejekku?"
"Kau yang mulai." balas Yoona tak kalah pedas. Krystal mendengus pelan, entah mengapa ia selalu kalah berdebat dengan Yoona. Dari jaman kuliah hingga mereka bekerja dan berkeluarga. Ya, keduanya telah menikah.
"Hei." Krystal mencolek-colek lengan Yoona yang seketika mendapat tatapan panas jangan-colek-atau-aku-bakar-koleksi-majalahmu.
"Ya, ampun gitu aja marah." gerutu Krystal.
"Aku cuma mau tanya, bagaimana bulan madu mu dengan Mr. Park Chanyeol?" Krystal memelankan suaranya, "Dia ganas tidak?"
Buagh!
Tanpa ampun, Yoona menghantam lengan Krystal dengan sebuah bogem mentah. Menanyakan hal pribadi seperti itu? Yang benar saja? Masalah bulan madu lagi! Oh! Pasti otak Krystal telah tertular oleh virus kemesuman tingkat akut milik suaminya, Kim Kai. Pria yang menyandang status pria termesum diangkatannya.
"Aduh! Appo!" teriak Krystal sambil mengelus lembut lengannya yang terkena pukulan Yoona.
"Dasar otak mesum! Cepat cuci otak mu pakai alkohol! Dasar Mrs. Pervert!"
Wajah Yoona tampak merah padam. Berusaha menahan perasaan malunya saat orang lain—para pasien dan pegawai rumah sakit—melihat kearah mereka, menatap aneh dirinya dan Krystal, "Ah, maaf semua jangan perdulikan kami." Yoona memasang senyum lebarnya. Orang-orang pun kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Setelah dirasa cukup aman. Yoona mendekati Krystal dan membisikkan sesuatu padanya.
"Dengar Krystal. Kami.." Yoona menghela nafas, "Kami belum melakukannya." cicit Yoona.
Krystal hanya ber oh ria, "Tu-tunggu? Apa? Kau belum Mnnnhhh!" dengan sigap, Yoona membekap mulut ember Krystal dengan telapak tangannya.
"Ssttt! Pelan-pelan!" desis Yoona.
"Hhemmm!" jawab Krystal seraya mengangguk patuh. Yoona segera melepas bekapannya dari bibir Krystal, "Haaah ... kau ingin membunuh ku ya?" keluh Krystal. Ia menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Ia kembali menatap Yoona bingung. Jadi mereka belum melakukan apapun? Ok, ini ada yang aneh.
"Jelaskan dan katakan kenapa kau belum melepaskan mahkotamu pada Chanyeol?" selidik Krystal.
"A-aku ... Aku yang memintanya." Yoona menunduk, "Aku takut Krystal. Aku belum siap."
"Aku sudah siap menjadi istrinya, hidup bersamanya hingga ajal menjemput. Tetapi untuk menyerahkan mahkotaku. Aku masih ragu." ucap Yoona lemah.
"Apa Chanyeol mengerti dengan alasanmu, Yoona?"
Yoona mengangguk, "Ku lihat dia mengerti."
Krystal menggeleng kepalanya, "Yoona-Yoona." ia menghela nafas, "Jangan seperti itu. Lagipula memberikan kepuasan kepada suami itu sudah menjadi kewajiban mu." Krystal berhenti sejenak.
Ia kembali melanjutkan perkataannya, "Kasihan si Chanyeol. Kamu tega ya membiarkan dia memuaskan hasratnya sendirian atau yang lebih parah dia bercinta dengan jalang di klub malam." ungkap Krystal.
Yoona terdiam. Air mukanya melunak. Betul apa yang dikatakan oleh Krystal. Itu sudah menjadi tugasnya. Hidup bersama pria pilihannya, Park Chanyeol. Menemaninya disaat senang maupun susah. Selalu berada disisinya hingga maut memisahkan mereka. Dan memberikan dirinya kepada Chanyeol. Seutuhnya. Tanpa terkecuali.
"Kau benar." seru Yoona. Yoona membulatkan tekadnya. Baiklah. Malam ini dia akan memuaskan suaminya, Park Chanyeol.
🍂🍂🍂
At Chanyeol's Home
Pukul 10.00 malam
"Sayang, aku pulang." sapa pria berpakaian formal itu. Ia melonggarkan ikatan dasi yang seakan mencekiknya. Tak lupa ia juga melepaskan jas hitamnya, menyisakan kemeja putih yang begitu pas melekat di tubuhnya. Menampilkan lekuk tubuh atletis yang menggoda kaum hawa.
Park Chanyeol, pembisnis sukses diusianya yang bisa dibilang cukup muda. 27 tahun. Seorang pekerja keras yang meniti karir nya dari nol. Siapa yang tak mengenal dirinya? Namanya bahkan sudah masuk dalam jajaran 100 orang yang berpengaruh dalam dunia bisnis.
Chanyeol menatap sekeliling. Mencari sosok bidadari yang selalu ia rindukan. Ia mendengus kesal. Nihil. Tak ada seorangpun disini, "Sayang?" Chanyeol heran, "Kemana dia? Apa masih di rumah sakit?"
Pasrah. Chanyeol segera melenggangkan kakinya menuju kamar utama. Tempat peraduan favoritnya. Ia benar-benar lelah. Ingin rasanya ia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang empuk itu dan menutup matanya sejenak.
Krieet.
Ia membuka pintu kamarnya perlahan dan mendapati seorang wanita tengah berdiri membelakangi dirinya. Wanita berambut panjang sepunggung itu tampak mengenakan mantel mandi berwarna putih susu. Sementara penerangan dikamarnya begitu redup. Membuat penglihatan Chanyeol terbatas pada satu titik. Ya, hanya pada wanita itu.
"Yoona? Kaukah itu?" takut-takut Chanyeol mendekatinya. Indra penciumannya terkejut saat mendapati bau harum khas bunga mawar menguar dari tubuh wanita itu. Ini aroma favorit Yoona.
"Kau sudah pulang." suara lembut wanita itu membuyarkan lamunan Chanyeol. Wanita itu membalikkan tubuhnya. Menyambut pria itu dengan senyuman hangat.
Pluk!
Wanita cantik itu menjatuhkan mantel tebal yang sebelumnya membungkus tubuhnya di lantai.
"Yoona? Kau-" perkataan Chanyeol terhenti saat melihat penampilan istrinya sekarang. Lingerie hitam yang begitu ketat. Berhasil mencetak pemandangan menggiurkan bagi pria manapun yang melihatnya. Dadanya tampak menyembul keluar, pinggul dan paha yang terekspos. Menggoda dirinya untuk menggerayangi tubuh wanita itu. Chanyeol tertegun. Nafasnya memberat saat merasakan sesuatu dibalik celananya telah sukses mengeras. Chanyeol menelan paksa salivanya.
Glup!
Yoona menggerakkan tangannya secara sensual. Menyentuh setiap inci tubuhnya, dimulai dari pinggul, paha dan berakhir di bokongnya. Berusaha memancing sisi liar dari sang suami.
'Shit! She's sexy as fuck!' kutuk Chanyeol.
"Yo-Yoona." Chanyeol terpaku saat melihat Yoona melangkah dengan anggun mendekati dirinya. Menatap kedua matanya dengan pandangan menuntut.
Hawa panas seketika menyeruak memenuhi ruang disekitar tubuhnya. Berbanding terbalik dengan cuaca yang sedang mengalami musim dingin. Tangan besar pria itu terasa gatal untuk segera menanggalkan kemeja yang masih melekat ditubuhnya. Membiarkan tubuhnya polos tanpa sehelai kainpun.
Yoona kembali tersenyum. Kemudian, ia mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh sang suami, "Do you like it?" ucap Yoona seraya mengelus pelan helaian rambut hitam Chanyeol.
Chanyeol membalas pelukan Yoona, lengan kekarnya memeluk pinggang wanita itu posesif. Sesekali meremas kedua bongkahan menggoda di bawah sana, "Yes, I like it." Chanyeol mendekatkan bibirnya tepat ditelinga Yoona, "Very much."
Tubuh Yoona menegang saat merasakan hawa panas yang keluar dari nafas Chanyeol. Sementara itu Chanyeol semakin berani menggerayangi tubuh Yoona, dari pinggul, bokong, dan paha mulus sang istri tak luput dari sentuhan nakalnya.
"Cha-Chanyeol!" sentak Yoona saat merasakan tangan pria itu meremas kasar bokongnya. Bermain dengan bongkahan pantatnya.
"You're so sexy, Yoona." kekeh Chanyeol.
Blush!
Yoona merasakan pipinya memanas saat mendengar pujian dari suaminya. Tak dipungkiri, Chanyeol sering memuji dirinya. Betapa sempurna dirinya dimata pria itu. Tetapi entah mengapa kali pujiannya tampak berbeda.
"Aakh!" Yoona berteriak saat merasakan kakinya tak menapak di atas lantai. Ia sontak memeluk tubuh tegap Chanyeol erat sebagai pegangan baginya. Seperti seorang bayi yang sedang digendong oleh orang tuanya.
Dengan lembut, Chanyeol membaringkan tubuh Yoona di atas kasur mereka. Pandangannya menggelap. Ditatapnya tubuh wanita itu penuh nafsu. Bahkan Yoona berani bertaruh jika pria didepannya ini bukanlah Park Chanyeol yang ia kenal. Perlahan, Chanyeol menyentuh wajah Yoona lalu turun ke bibir, dagu, pundak, hingga berhenti di dua gundukan indah di dadanya.
"Hmmm ..." lenguh Yoona saat merasakan tangan Chanyeol meremas pelan dan memilin buah dadanya yang masih terbungkus lingerie dari luar.
"Aah ... Cha ... Aah ..." Chanyeol menyeringai saat mendengar desahan lembut yang keluar dari bibir Yoona. Alunan merdu yang begitu menggelitik dirinya untuk menyentuh Yoona lebih dalam. Ia segera menaiki ranjang. Memposisikan tubuhnya di atas Yoona.
"Panas sekali." tanpa aba-aba, Chanyeol melepaskan kemeja yang ia kenakan. Membiarkan tubuh bagian atasnya polos tanpa sehelai kainpun. Yoona terkesima saat menyaksikan tubuh Chanyeol yang begitu sempurna. Dirabanya perlahan. Menikmati tekstur ABS yang tercetak jelas di perut Chanyeol.
"Aaah ... Hmmm ..." Yoona menggigit bibir nya saat kembali merasakan tangan Chanyeol mulai meraba bagian sensitifnya. Lebih tepatnya di antara kedua pahanya.
"Cha-Chanyeol ..." Geli. Ia merasakan gelanyar aneh yang dibagian intimnya. Yoona menggerakkan kakinya gelisah. Kedua tangannya yang tadi berada ditengah kini sudah mencengkram erat lengan kekar pria diatasnya saat Chanyeol terus memanjakan bagian intimnya.
"Mendesahlah, Yoona. Jangan malu padaku." ucap Chanyeol seraya mengulum pelan daun telinga Yoona. Tak lupa ia semakin menambah atensi gerakan jarinya dibawah sana.
Tak sabar, Chanyeol menarik paksa lingerie yang Yoona kenakan dan membuangnya ke sembarang arah. Membiarkan tubuh istrinya polos tanpa penghalang sedikitpun. Seringai kembali muncul dibibir Chanyeol saat menatap dua gundukan indah yang menunggu untuk dinikmati. Benar-benar indah, pikir Chanyeol. Sementara Yoona terlihat gelisah. Raut wajahnya tampak menahan rasa takutnya.
"Tenanglah, Yoona." Chanyeol memajukan bibirnya, mengecup lembut bibir itu. Lidahnya mengetuk-ngetuk dan menjilat bibir tipis Yoona.
"Aakh! Hmmm ..." Merasa tidak ada respon, Chanyeol menggigit pelan bibir Yoona. Memasukkan lidahnya dan bermain di dalam rongga mulut Yoona. Mengajak lidah Yoona untuk bergumul dengan lidah miliknya.
"Hhaaah ... Haaah ..." Yoona menarik nafas panjang saat Chanyeol menghentikan pergulatan lidah mereka. Ciuman pria itu kemudian turun ke dagunya. Mengecupnya pelan. Hingga kecupannya berakhir di puncak dada Yoona, "Aahkk!" pekik Yoona saat merasakan gigi Chanyeol yang bergesekan dengan dadanya. Menggigit putingnya dan menjilatnya kuat. Seperti bayi yang kehausan.
"Aak! Hmm ..."
"Enak Yoona?" tanya Chanyeol disela hisapannya.
"I-iya! Hmmm ... Te ... Rus ..."
Chanyeol menyeringai dan semakin menguatkan hisapannya di dua bukit kembar itu. Sementara Yoona tak henti-hentinya mendesah, tangannya meremas pelan rambut Chanyeol. Melampiaskan perasaan nikmat yang diberikan oleh pria itu.
Setelah puas, Chanyeol menghentikan permainan nya di dada Yoona. Ia tersenyum saat menatap payudara Yoona yang sudah dipenuhi kissmark dan cairan salivanya yang telah mengering. Dengan cekatan, Chanyeol membuka ikat pinggang dan menurunkan resleting celananya. Membebaskan kejantanannya yang telah mengeras.
Mata Yoona membulat sempurna saat bertemu dengan kejantanan Chanyeol yang telah mengacung tegak diantara selangkangannya. Walaupun cahaya dikamarnya tergolong redup. Tetapi hal itu tak dapat menyembunyikan seberapa panjang, tegang, dan besar benda itu di hadapannya.
"Aah!" Yoona mendesah saat merasakan bagian kewanitaannya yang telah basah bergesekan dengan kejantanan suaminya. Yoona merasakan vaginanya berdenyut, seperti menginginkan lebih dari sebuah gesekan. Yoona tak bisa memungkirinya. Ia ingin lebih dari itu.
"Tahan ya, sayang." Chanyeol mencium kening Yoona lalu menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher wanita itu. Chanyeol terus mendorong kejantanannya, memasuki liang kewanitaan Yoona.
"Aaah ... Ah ..." erang Yoona saat merasakan kejantanan Chanyeol yang terus merambat masuk di dalam sana. Memenuhi dirinya.
"Aah, Yoona, kau sangat ... Ah ... Sempit." Chanyeol melenguh keenakan saat merasakan betapa sempitnya liang Yoona. Hingga pergerakannya tertahan oleh sesuatu. Itu adalah selaput dara.
"Kau siap?" Chanyeol menatap teguh Yoona, "Kalau belum siap. Kita bisa hentikan ini sekarang."
Yoona terenyuh saat mendengar perkataan Chanyeol yang begitu mengkhawatirkannya. Ia menggeleng kuat, berusaha meyakinkan sesuatu pada suaminya, "I'm already." tangannya mengelus pipi Chanyeol lembut, "Don't worry about me, honey. Because, I'm Yours."
Dan malam ini, Yoona resmi menyerahkan mahkotanya pada pria pilihannya. Park Chanyeol.
END
