Imagine With Us
Mr. Egoist (ft. Kim Kai — Part 2)
[ Adult, Kekerasan, Romance, Twoshoot ]
"Oppa!? Apa yang ka-" ucapan Hyun Ji terpotong saat Kai menindih tubuhnya dan mencengkram kedua pergelangan tangannya, "Le-lepaskan!" desis gadis itu.
"Ssttt! Diamlah, sayang." seringai lebar menghiasi wajah tampan Kai saat melihat Hyun Ji yang tengah berkeringat, menatap takut kedua matanya.
"Aah!" Hyun Ji merintih kesakitan saat Kai melepaskan kemejanya paksa, hingga kancing yang terpasang dibajunya lepas. Terburai dimana-mana. Kai melemparkan kemeja Hyun Ji yang telah robek itu asal di lantai.
Kai melepaskan cengkramannya. Ia menduduki perut Hyun Ji yang tak pelak membatasi ruang gerak Hyun Ji. Lalu melecuti jas dan kemeja yang ia kenakan. Mempertontonkan dada bidangnya dan perut sixpacknya yang menggoda kaum hawa untuk segera menyentuhnya. Kai merubah posisinya, duduk di antara apitan kedua kaki Hyun Ji. Ia menjilat sudut bibirnya saat menyaksikan lekuk tubuh Hyun Ji yang selama ini tertutupi olehnya. Begitu indah dan menggoda.
"Ka-Kai Oppa!" Hyun Ji terkesiap saat tangan besar Kai meremas dadanya yang masih terbungkus bra berwarna pink.
"Aah!" desahan kecil meluncur dari bibir Hyun Ji saat merasakan remasan Kai yang semakin kuat, memanjakan buah dadanya yang berukuran tak terlalu besar itu. Wajahnya bersemu merah saat merasakan tangan Kai mulai meloloskan branya, membiarkan puncak dadanya polos tanpa penghalang sedikitpun.
"Kau suka?" Kai terkekeh menyaksikan wajah sayu Hyun Ji. Seakan pasrah dengan apa yang ia lakukan pada tubuhnya. Keringat mengucur deras dari tubuhnya. Semakin menambah liboda pria berkulit eksotis itu. Kai semakin ganas. Ditariknya rok kerja selutut berwarna abu-abu yang dipakai Hyun Ji. Menyisakan underwear berwarna putih dengan motif love kecil diatasnya. Lihatlah! Bahkan underwearnya saja sangat imut, pikir Kai.
"Aah! O-oppa ..." Hyun Ji melenguh saat merasakan jari-jari Kai yang merayap, mengelus bagian intimnya yang masih tertutup underwear.
"Sebut namaku Hyun Ji."
"Aaah ... Ka-Kai Oppa." Tubuh Hyun Ji menggeliat hebat, merasakan sentuhan nakal Kai yang terus mendera bagian intimnya.
Tak sabar. Kai segera melepaskan underwear yang tadi membungkus bagian intim Hyun Ji. Membiarkan 'surga dunia' itu terpampang di bawah sana. Dengan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar area kewanitaannya. Membuat hasrat pria itu semakin tinggi. Kai membuka lebar kedua paha Hyun Ji. Membuat kewanitaan Hyun Ji merekah begitu saja. Ah, rasanya ia tak sabar ingin menerkam gadis itu.
"Uaah ... Aah ... Aaah ..." Hyun Ji mendesah hebat saat merasakan benda lentur tak bertulang bernama lidah itu mengacak-acak vaginanya. Menjilat dan sesekali menusuk lembut liang senggamanya, "Oppa! Aah ... A-aku mau ... Aah ... Pi-pis ... Aah ..." susah payah Hyun Ji menyelesaikan kata-katanya. Samar-samar, Kai tersenyum puas saat ia menyadari Hyun Ji sebentar lagi akan mencapai pelepasan.
"Uaah ... Aah ... Oppa ... Sto- Aaaah!" Hyun Ji mendesah panjang saat merasakan rahimnya berkontraksi. Tubuhnya seketika lemas saat mengeluarkan cairan cinta itu dari tubuhnya. Ini adalah orgasme pertamanya.
"Aah ... Ah ..." Tanpa ada rasa jijik sedikitpun. Kai terus menjilat cairan bening itu hingga tak menyisakannya sedikitpun. Membuat Hyun Ji menggeliat pelan, merasakan lidah Kai yang menyapu bersih organ kewanitaannya.
Tak lama Kai menarik kepalanya dari selangkangan Hyun Ji, "Hm, lumayan."
"Aakh!" Kai memasukkan jari telunjuknya yang kemudian disusul dengan jari tengahnya. Menusuk kewanitaan Hyun Ji yang masih basah karena orgasmenya tadi, "Aah ... Ah ... He-hentikan."
"Tenanglah, sayang." Kai mempercepat tusukan jarinya, "Ini baru dimulai."
"Hiks ... Aah ... Aah." Hyun Ji merintih kesakitan, cairan bening meleleh membasahi pipinya. Hatinya terasa tercabik-cabik saat Kai, pria yang sangat ia cintai tak henti-hentinya menodai tubuhnya.
Merasa iba, Kai menghentikan sodokan jari diliang Hyun Ji, mencabutnya dan mengelus air mata Hyun Ji yang telah membasahi pipinya, "Sstt ... Don't cry, baby."
"Oppa ... Hiks ... Sakit." keluh Hyun Ji saat merasakan organ intimnya yang terasa perih.
'Mungkin lecet.' batin Kai. Kai kembali melumat bibir Hyun Ji seraya meremas dada kanan Hyun Ji pelan. Mengalihkan rasa sakit Hyun Ji.
Sementara, tangannya yang satu tengah sibuk dibagian bawah. Melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resleting. Membebaskan kejantanannya yang sudah berteriak ingin dipuaskan. Kai melepaskan ciumannya dan mulai memposisikan kejantanannya di depan kewanitaan Hyun Ji.
"O-Oppa!" mata Hyun Ji membulat sempurna saat tak sengaja menatap kejantanan Kai yang berukuran big sizes. Ia meneguk salivanya pelan.
"He-hentikan! Aaah!" Tanpa membalas lenguhan Hyun Ji, Kai terus menggesekkan kejantanannya di antara bibir vagina Hyun Ji. Menggoda bagian intim gadisnya yang terasa masih basah.
Jleb!
"Aaaaakh! Sakiiit!" Sakit. Hyun Ji merasakan perih yang teramat sangat saat Kai menerobos masuk kedalam sana dengan sekali hentakan. Tanpa sadar ia mencakar punggung tegap Kai seraya mengaduhkan rasa sakitnya.
"Hiks ... Oppa ..." Darah segar perlahan keluar. Menandakan keperawanan yang telah ia jaga selama ini telah di renggut oleh Kai. Air mata Hyun Ji kembali jatuh untuk yang kedua kalinya.
"I'm sorry." ucap Kai seraya mencium puncak kepala Hyun Ji. Diciumnya setiap inci wajah gadis itu. Tidak, sekarang Hyun Ji telah resmi menjadi wanitanya. Iya, hanya untuknya. Kai mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. Membiasakan Hyun Ji dengan miliknya yang sudah menancam didalam kewanitaannya. Perlahan Kai mulai menambah tempo gerakannya. Membuat suara rintihan tergantikan dengan erangan kenikmatan.
"Aah ... Aahhh ... Oppa ... Aaahh!" Hyun Ji meremas rambut Kai, melampiaskan kenikmatan yang ia dapatkan di setiap 'tusukan' yang ia terima.
"Hyun Ji ... Ugh ..." Kai melenguh saat merasakan dinding kewanitaan Hyun Ji menjepit miliknya. Seakan memberi pijitan yang membuat kejantanannya semakin terangsang. Kai terus menggenjot kemaluannya tanpa henti, hingga terdengar suara decakan dari pergumulan mereka. Nafas Kai mulai memberat saat merasakan kejantanannya mulai berkedut.
"Aah ... Aah ... Oppa ... Aku mau ..."
"Ugh ... Sebentar lagi." Kai memelankan sodokannya dan menancapkan miliknya dalam hingga seluruh batangnya tertelan oleh kewanitaan Hyun Ji.
"Aaah ..." Kai mendesah puas saat merasakan air maninya tumpah, membasahi rahim Hyun Ji. Setelah pelepasan, Kai terjatuh di atas tubuh telanjang Hyun Ji. Ia kembali melumat bibir Hyun Ji, mengklaim bibir cherry itu sebagai miliknya.
Sementara, gadis di bawahnya hanya mendesah pasrah. Ia terkulai lemas saat merasakan cairan hangat yang perlahan memenuhi rongga rahimnya. Puas menjamah bibir Hyun Ji. Kai bangkit, menatap lekat wajah Hyun Ji yang pasrah dibawahnya.
Kai menyeringai, satu ronde belum cukup baginya. Tubuh gadis ini terlalu berharga. Sayang kalau dilewatkan bukan? Tangannya kembali meremas dada kiri Hyun Ji, membuat gadis itu kembali mengerang kenikmatan.
"Ronde kedua."
"Apa!?"
🍂🍂🍂
Kai terus mendekap erat tubuh polos gadis yang tengah terbaring disampingnya. Dielusnya helaian rambut Hyun Ji dengan penuh kasih sayang. Senyum tak henti menghiasi bibirnya saat menyaksikan wajah Hyun Ji yang tampak begitu damai dalam tidurnya.
Ia terkekeh pelan saat mengingat berapa ronde yang ia lakukan. Bahkan ia mencoba berbagai macam posisi dalam bercinta. Mewujudkan fantasi liarnya yang selama 2 tahun terakhir ini ia pendam sendiri. Walau tak ia pungkiri, terkadang ia juga melampiaskannya pada wanita malam di klub langganannya. Ah, pasti gadisnya kelelahan.
"Eengh ..." perlahan Hyun Ji membuka matanya, mengusap pelupuk matanya yang masih terasa berat, "Oppa." bisik Hyun Ji.
"Sayang, apa masih sakit?"
"Masih." jawab Hyun Ji seraya meringis pelan menahan rasa ngilu dibagian selangkangannya.
"Maaf, aku terlalu kasar." lirih Kai lalu mengelus lembut pipi Hyun Ji. Hyun Ji hanya terdiam.
"Oppa."
"Hm?"
"Kenapa kau melakukan ini padaku?"
Kai tersentak tetapi dengan cepat ia merubah ekspresinya kembali tenang, "Entahlah, Hyun Ji. Aku hanya tak rela kau berniat pergi dariku." Hyun Ji terisak saat mendengar jawaban Kai. Sementara, pria itu tampak panik dan segera menyapu air mata yang jatuh dari pelupuk mata Hyun Ji dengan ibu jarinya, "Sstttt ... Hyun Ji, maafkan aku."
"Kau jahat! Hiks ... Jahat!" ucap Hyun Ji seraya memukul pelan dada bidang pria yang telah mengambil mahkotanya, "Hiks ... Hiks ... Bagaimana kalau aku hamil?"
Kai terdiam sejenak, "Tentu saja kita akan menikah. Kalau perlu secepatnya."
Tangis Hyun Ji mulai mereda, "Kalau aku tidak hamil?"
"Hahaha! Aku akan tetap menikahimu Hyun Ji."
"Bagaimana dengan dia?"
"Aku sudah mengajukan surat cerai dua hari yang lalu. Minggu depan kami akan bercerai."
"Be-benarkah?"
"Iya."
"Oppa ..."
"Hm?"
"Aku mencintaimu."
END
