Chapter 1
My feelings about you. It's never change.
Hyun Ji p.o.v
Acara berlangsung dengan hikmat. Semua mata tertuju pada mereka. Dua orang yang akan segera resmi menjadi pasangan hidup. Kai memakai tuxedo warna hitam terlihat begitu mempesona. Sementara Krystal, tampak begitu cantik menggunakan gaun putih yang dihiasi motif bunga teratai. Senyum lembut menghiasi bibir Kai selama upacara berlangsung.
"Kai apakah kamu bersedia menerima Krystal sebagai istrimu, selalu menemaninya disaat senang maupun susah dan selalu berada disampingnya hingga maut menjemput?"
Aku benci ini ...
"Ya, aku bersedia menerima Krystal sebagai istriku dan selalu menemaninya disaat senang maupun susah."
Ya, Tuhan. Aku mohon ... Mataku mulai terasa panas, rasanya ingin sekali aku keluar dan berteriak keras di depan gereja.
"Krystal, apakah kamu bersedia menerima Kai sebagai suamimu dan selalu menemaninya disaat senang maupun susah?"
Krystal tampak menarik nafas sejenak, "Aku bersedia menerima Kai sebagai suamiku dan selalu menemaninya disaat senang maupun susah dan akan selalu mendampinginya sampai maut menjemput." Seutas senyuman tersungging dibibir Krystal, seakan menyiratkan kebahagiaan pada semua orang.
"Baiklah, sekarang kalian berdua sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dipersilahkan bagi pengantin pria untuk mencium pengantin wanitanya."
Harusnya itu aku. Aku ...
Tes ... Tes ... Tes ...
Air mata yang kutahan selama ini mulai jatuh. Aku berusaha untuk tetap tegar, tetapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku sendiri. Aku sangat mencintai Kai.
End Hyun Ji p.o.v
•••
After wedding
"Wah, selamat ya Kai, Krystal aku tak menyangka kalian akan menyusul kami juga!" ujar Baekhyun tak percaya saat menyaksikan temannya yang kini baru saja resmi sebagai suami istri.
"Selamat ya atas pernikahan kalian, Aku turut senang!" tambah Taeyeon, wanita cantik berumur 27 tahun yang kini telah menjadi nyonya Byun.
"Iya, Hyung dan Noona terima kasih atas ucapannya. Aku sangat senang kalian datang ke pernikahan kami." balas Kai sambil menarik seutas senyuman.
"Iya aku tidak sangka kalian akan datang. Kalian kan pasangan super sibuk. Hahaha!" balas Krystal sambil menahan gelak tawa.
"Aah kamu ini!" ujar Taeyeon sambil memukul pelan lengan Krystal, "Tentu saja kami harus datang! Kalian kan sudah kami anggap sebagai keluarga! Ya kan Baek?" seru Taeyeon sambil menatap wajah suaminya, Byun Baekhyun.
"Ya, tentu saja!" balas Baekhyun mantap.
•••
Hyun ji masih belum beranjak dari kursi. Matanya tampak sembab karena menangis. Chen sebagai kakak yang baik selalu berada disampingnya. Chen tahu bahwa Hyun Ji, adiknya menyimpan perasaan pada Kai. Pria yang kini telah jadi milik orang lain.
"Hei, Hyun Ji." tegur Chen sambil mengelus pelan puncak kepala Hyun Ji. Reflek Hyun Ji mengalihkan pandangannya ke arah Chen, "Ayo kita kesana." ujar Chen sambil menunjuk kearah altar.
Mata gadis itu terpaku saat menatap sorot kebahagiaan yang terpancar dari mereka berdua. Sontak Hyun Ji mengalihkan pandangannya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Chen terkejut saat melihat kedua bola mata Hyun Ji masih menitikkan air mata. Air mata yang mengisyaratkan bahwa adiknya. Tidak bahagia.
"Dengarkan Oppa, Hyun Ji!" Chen menatap intens Hyun Ji, seakan mencari sesuatu yang hilang dari adiknya itu. Chen memegang kedua lengan Hyun Ji, memegangnya erat. Mata Hyun Ji tampak sayu, seakan tak memiliki tenaga untuk membalas tatapan Chen.
"Ini bukanlah akhir dari semuanya." Hyun Ji hanya terdiam, sorot matanya begitu menyakitkan, "Kamu itu bukan anak kecil berumur 17 tahun Hyun Ji! Kamu sudah dewasa! Jangan hanya masalah seperti ini membuatmu menjadi galau!" Chen menaikkan volume suaranya. Siapa kakak yang tega melihat adik tercintanya menangis hanya karena ini.
"Kalau aku sudah dewasa memangnya kenapa!? Aku tidak boleh menangis! Apa aku tidak boleh galau!?" Amarah yang ditahannya selama ini keluar. Mata Hyun Ji sekarang hanya dipenuhi rasa sakit dan amarah yang menyeruak.
"Bukan begitu Hyun Ji." Chen berusaha menenangkan adiknya.
"Lalu apa!? Apa aku membuat Oppa malu?!" balas Hyun Ji kasar. Chen terdiam sejenak, alisnya berkerut. Rahang Chen mengeras, menahan rasa marah dan sedih atas perlakuan adiknya tadi.
"Oppa ... A-aku. Mianhae-" Hyun Ji tersadar, dia seharusnya tidak memarahi kakaknya. Tidak seharusnya dia melampiaskan rasa sakitnya pada Chen, satu-satunya kakak yang dia miliki. Hyun Ji tahu bahwa kakaknya hanya ingin dia tenang. Dia tahu bahwa kakaknya hanya ingin dia bahagia, "Oppa, aku tidak bermaksud-"
"Ne, Gwaenchana Hyun Ji. Gwaenchana." Chen memeluk Hyun Ji, memeluk erat adiknya. Mengelus-elus lembut rambut Hyun Ji. Hyun Ji hanya bisa terisak dipelukan Chen, berusaha melepaskan beban yang ditanggungnya selama 3 tahun.
"Hiks ... Oppa, disini sakit. Sakit ..." isak Hyun Ji ditengah pelukan Chen.
"It's ok, Hyun Ji. It's ok." balas Chen lembut. Setelah beberapa menit, Chen pun melepaskan pelukannya. Jari-jarinya mengusap lembut air mata adiknya, "Bukannya Krystal juga sahabatmu? Kamu harus mengucapkan selamat padanya Hyun Ji. Ya, walaupun Oppa tahu pasti rasanya sakit merelakan orang yang kita cintai menikah dengan orang lain." Chen menghela nafas.
Hyun Ji terdiam, kakaknya benar. Ini adalah pernikahan sahabatnya, Krystal, "Baiklah Oppa." balas Hyun Ji lemah.
•••
Hyun Ji p.o.v
Aku berjalan melewati tiap bangku gereja. Melewati orang-orang yang merasakan suka cita atas pernikahan mereka. Benar-benar kontras dari apa yang kurasakan sekarang. Tiap langkah terasa menyakitkan. Ingin rasanya aku berlari keluar dan melupakan semuanya. Tapi Oppa benar.
Aku harus kuat. Kamu tidak boleh menangis didepannya. Kamu harus tampak bahagia. Benar-benar bahagia. Kulihat mereka masih berbicara dengan pasangan gamers itu, tawa canda menghiasi wajah mereka. Baekhyun melihat kedatangan kami berdua. Seakan mengerti, dia mulai mengalihkan pembicaraan.
"Oh, iya Kai Krystal kami duluan yah!" seru Baekhyun.
"Baiklah, Hyung! Sekali lagi terima kasih ya!" balas Kai sambil menganggukkan kepalanya pelan.
"Baiklah tidak masalah! Semoga cepat dapat momongan ya!" gurau Taeyeon. Baekhyun dan Taeyeon melangkah pergi. Sebelum berpisah, kami sempat berpapasan dan melemparkan senyum sekilas.
"Hei, Kai! Selamat ya! Aku tidak menyangka kalian akan cepat menikah." Chen Oppa mulai membuka pembicaraan. Mataku berusaha menatap mata itu. Mata orang yang sangat kucintai.
"Kalian sangat serasi." kataku seraya menyunggingkan senyuman. Menutupi rasa sakit yang kurasakan saat melihatnya tampak mesra dengan Krystal.
Kai mengangguk, "Ya, terima kasih Chen hyung dan Hyun Ji. Kalian tahu." Kai menghela nafas sejenak.
"Aku sangat bahagia." ujar Kai sambil melingkarkan jari-jari tangannya pada Krystal.
"Hei, kalian ini mentang-mentang sudah menikah pamer kemesraan didepan kami!" gerutu Chen sambil melipat tangan di depan dadanya.
Kai hanya bisa terkekeh mendengar sindiran halus dari Chen, "Mianhae, Hyung." Kai menggaruk kepalanya sebentar. Chen tertawa mendengarnya.
"Hyun Ji-ya, Matamu kenapa?" sahut Krystal bingung.
"Aah, Gwaenchana." aku mengusap mataku sebentar. "Aku tadi hanya menangis."
"WAE!? Kenapa kamu menangis!?" Krystal memegang pundakku.
"Ini karena aku bahagia bodoh!" aku tertawa kecil, kulihat Krystal masih saja menatapku cemas.
"Hei, jangan menatapku seperti itu, aku menangis karena aku bahagia melihat kalian menikah. Aku jadi iri dengan kalian berdua." sahutku. Aku memang iri denganmu Krystal. Sangat!
GREP!
Mataku membulat, Krystal dengan erat memeluk tubuhku, "Gomawo, Hyun Ji. Gomawo." bisik Krystal. Aku tersenyum simpul saat mendengar ucapan terima kasih. Tak lama tangan ku bergerak membalas pelukan Krystal.
"Ne, gwaenchana." bisikku pelan.
Perhatianku teralih saat menyadari Kai terus menatap kami intens. Mata kami bertemu. Mata itu, mata tajam itu. Hanya dengan menatapnya saja sudah membuat hatiku tenang. Apa yang aku pikirkan? Dia sudah menjadi milik orang lain Hyun Ji. Lagipula, dia tidak tahu tentang perasaanmu. Aku segera mengalihkan pandanganku darinya.
"Aku harap kamu cepat mendapatkan pacar, Hyun Ji-ya!" seru Krystal sambil melepaskan pelukannya dariku.
"Eeh?" kataku heran.
Krystal mengerutkan dahinya, "Kamu ini! Betah sekali menjomblo! Kalau udah jadi perawan tua baru tahu rasa!" sahutnya. Chen dan Kai hanya bisa tertawa mendengar omelan Krystal tadi.
"Huum!" gerutuku ada sambil mengembungkan pipiku kesal.
"Aigoo! Hyun Ji kamu sangat lucu!" Kai mencubit pipi kananku.
Mataku membulat. Jujur saja aku terkejut dibuatnya. Aku dapat merasakan pipiku mulai merona merah, "Iiish ... Kai! Kau ini pipiku sakit tahu!" balasku marah. Aku mengelus pipiku pelan.
"Hahaha! Mianhae kamu sih lucu!" sahut Kai senang. Senyum bahagia tak bisa ku sembunyikan sekarang. Pria yang selalu dapat membuatku tersenyum. Pria yang dapat membuatku tenang hanya dengan menatap matanya. Hanya dia.
TO BE CONTINUES
