Pure Love 2017 Chapter 2

Posted by Lee Yena, Released on

Option

Chapter 2

My feelings about you. It's never change.


3 tahun kemudian.


Hyun Ji tengah menyesap minuman yang dipesannya, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja mengikuti irama musik yang sedang ia dengar. Matanya tengah sibuk membaca novel yang diberikan oleh Oppanya, Chen. Seorang pelayan datang menghampiri Hyun Ji sambil membawa buku menu di kafe itu, "Nona, apakah anda ingin memesan makanan penutup?" 


"Ah, tidak. Aku masih kenyang, Ahjumma. Tapi bolehkan aku memesan kopi lagi? Kopi disini sangat enak!" balas Hyun Ji.


"Ya, baiklah 1 kopi yah." pelayan itu segera menulis pesanan.


"Tunggu sebentar ya, Nona." kata pelayan itu sebelum meninggalkan meja yang diduduki Hyun Ji. Hyun Ji kembali pada aktivitasnya membaca novel tadi.


"Wah, ceritanya menarik." ujar Hyun Ji senang.


Careless! Careless! Shoot anonymous! Anonymous!


Suara dering hp mengalihkan perhatian Hyun Ji. Tangan Hyun Ji segera mengambil ponsel yang ia taruh disaku bajunya, "Nomor asing? Siapa yah?" gumam Hyun Ji heran.


Tiit!


"Yeoboseyo? Dengan siapa yah?"


"Coba tebak ini siapa?" balas orang asing itu. Hyun Ji terdiam sejenak, dia heran kenapa orang asing ini malah balik bertanya siapa dia?


'Mana aku tahu!?' pikir Hyun Ji, "Kalau begitu maaf ya aku tutup." balas Hyun Ji dingin.


"Hei! Ya ampun Hyun Ji-ya! Ini Oppa!" balas Chen sambil berteriak ditelpon.


"Oppa!? Chen Oppa!" kata Hyun Ji tak percaya.


"Ne! Kamu ini masa tidak bisa mengenali suara Oppa mu yang bagus ini." gerutu Chen.


"Mianhae, Oppa. Lagi pula kamu juga sih. Kenapa coba telepon pakai nomor asing?" balas Hyun Ji kesal.


"Hehehe! Nomor oppa yang lama rusak terkena air Hyun Ji." sahut Chen.


"Iiish ... Dasar tangan monster!" olok Hyun Ji. Chen hanya tertawa renyah mendengar ejekan dari Hyun Ji, "Oppa ... Kapan oppa kembali ke Korea? Kan urusan bisnis Oppa di China sudah selesai?" tanya Hyun Ji manja. Hyun Ji sangat merindukan Oppanya itu. Sudah hampir 8 bulan yang lalu Chen pergi karena harus mewakili ayahnya mengurus cabang-cabang bisnis keluarga di China.


"Hm, mungkin minggu depan Oppa baru pulang ke Korea. Itu mungkin."


"Jinjja!? Minggu depan!"


"Iya, tapi kalau itu mungkin." balas Chen lemah.


"Yaaa, Oppa." gerutu Hyun Ji, "Ooh iya, Oppa bagaimana kabar Victoria Eonni?"


"Hm, Oppa akan melamarnya Hyun Ji. Oppa berharap semoga saja dia mau menerimanya. Hei, do'a kan Oppa yah semoga lamarannya lancar!" Sahut Chen senang.


"Hee ... Iya-iya. Victoria Eonni pasti kok nerima lamaran Oppa. Siapa juga yeoja didunia ini yang menolak lamaran dari Oppaku yang tampan, baik hati dan rajin menabung ini? Hahaha!" Balas Hyun Ji senang. Dia sangat suka menggoda Chen. Apalagi kalau soal pacar tercintanya, Victoria.


"Kamu ini sedang memuji atau mengejek Oppa sih?" sahut Chen kesal.


"Dua-duanya! Week!" balas Hyun Ji senang.


"Haah ... Kau ini tidak pernah berubah. Padahal sudah bertambah tua tapi sikapmu masih saja seperti anak-anak."


"Biarin! Dari pada Oppa!"


"Ya, sudah jaga dirimu baik-baik. Makan yang teratur dan jangan tidur terlalu malam!"


"Ne, Oppa." balas Hyun Ji lembut.


"Bye, Hyun Ji-ya."


"Bye Op-! Eh tunggu dulu!"


"Apalagi?" sahut Chen malas.


"Jangan lupa oleh-oleh, ya!"


"Iya, nanti Oppa bawakan yang banyak. Ne?"


"Ok! Bye."


"Bye."


Tiit!


"Dasar Oppa juga tidak pernah berubah." Hyun Ji tersenyum. Walaupun hanya melalui telepon, kerinduan dengan Oppanya paling tidak sedikit terobati. Hyun Ji menyandarkan punggung nya, menatap langit-langit kafe. Sesaat kemudian, Hyun Ji menutup pelupuk mata, berusaha untuk menenangkan hatinya.


"Tak terasa sudah 3 tahun." gumam Hyun Ji pelan, "Bagaimana kabar mereka yah? Aku jadi penasaran." Mata Hyun Ji tertuju pada hpnya. Seakan terlintas dibenaknya untuk menghubungi Krystal, walau hanya untuk sekedar menanyakan keadaannya setelah 1 tahun pindah ke Jepang.


"Kai." Mata Hyun Ji memanas. Kai, pria itu yang selalu ada di dalam kepalanya. Bahkan, Hyun Ji masih memendam perasaannya pada Kai. Sampai sekarang. Hyun Ji menatap keluar jendela. Menatap tiap rintik hujan yang menggambarkan perasaannya saat ini. Menyedihkan.


"Ciiih! Sial!" Hyun Ji mengacak-acak rambutnya kesal. Hyun Ji menatap wallpaper ponselnya, dia menatap foto itu. Foto saat dia dan Chen menghadiri pernikahan Kai dan Krystal. Seakan mengingatkan Hyun Ji bahwa semuanya sudah berakhir.


•••


Kai tengah merapikan beberapa file perusahaan. Wajahnya tampak sangat lelah karena beberapa minggu ini, perusahaan yang dikelola olehnya mendapat banyak tawaran job. Sehingga dia lebih banyak menghabiskan waktu di perusahan. Kai teringat percakapan singkatnya dengan Taeyeon seminggu yang lalu.


Flashback


Tok! Tok! Tok!


"Kai! Ini aku, Taeyeon! Apakah aku boleh masuk?"


"Aah ... Noona!?" Kai segera berlari ke arah pintu dan membukanya.


Kreek!


"Tumben Noona kesini! Mana Baekhyun?" Tanya Kai.


"Dia sedang bekerja Kai." balas Taeyeon sambil menaruh kantong plastik di atas meja kerja Kai.


"Eh, apa ini?" Kai segera membuka kantong plastik yang dibawa oleh Taeyeon, "Waah ... Ayam goreng! Noona tahu saja kalau aku lagi lapar!" sahut Kai senang.


Taeyeon hanya tertawa kecil saat melihatnya. Senyum diwajah Taeyeon menghilang, seperti memikirkan sesuatu. Tatapan Taeyeon tertuju pada Kai. Merasa dilirik, Kai berbalik membalas tatapan Taeyeon.


"Noona, mwoya?" tanya Kai.


"Kai." balas Taeyeon lemah, "Apakah kamu tak merasa aneh dengan Krystal?" tambah Taeyeon.


"Aneh? Aneh kenapa?" tanya Kai bingung. Dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh nunanya sekarang.


"Aku bukannya mau berprasangka buruk Kai. Tapi aku rasa kamu harus mencari tahu apa yang sedang dilakukan Krystal." kata Taeyeon sambil memperhatikan foto pernikahan Kai dan Krystal.


"Maksud Noona, Krystal-" kai terdiam sejenak.


"Ya, aku rasa dia sedang bermain di belakangmu, Kai." balas Taeyeon datar.


End Flashback


"Aigoo, yang aku pikirkan!" gumamnya lemah. Kai menatap foto pernikahannya. Menatap wajah wanita yang sangat dicintainya, "Apakah semua itu benar?" balas Kai sambil menatap foto yang dipegangnya sekarang, "Krystal."


Tok! Tok!


Perhatian Kai teralih, dia segera menaruh foto tersebut di tepi mejanya.


"Maaf, Tuan Kim bolehkah saya masuk?"


"Ya, silahkan."


Kreek!


"Maaf mengganggu, Presdir Kim." orang itu membungkuk, memberi hormat pada presdir yang tengah duduk di depannya.


"Apa yang telah kau dapatkan Luhan-ssi?" balas Kai serius.


"Ini adalah beberapa foto yang saya dapatkan selama pengintaian ini." Balas Luhan sambil memberikan beberapa file, "Dan ini adalah hasil pengintaian saya 2 hari yang lalu di Hotel Gangnam." tambah Luhan, asisten pribadi Presdir Kim Jongin.


Kai membuka filenya satu per satu. Wajah Kai memerah, rahangnya mengeras. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Krystal sedang beradegan mesra dengan pria lain. Kai teringat saat beberapa hari yang lalu, Krystal pergi meninggalkan rumah tanpa memberi tahu dirinya.


Flashback
Kai P.O.V


Ting Tong!


"Sayang! Aku pulang!" sudah 5 menit berlalu aku berdiri didepan pintu. Tapi tidak ada satupun yang datang membuka pintu, "Sayang!? Kemana dia?" gumamku kesal.


Ting Tong!


Kreek!


"Appa!" Kim Jae Oh, buah cinta kami berdua begitu gembira melihatku pulang.


"Waah, anak Appa sini, sayang!" balasku, "Huup! Anak Appa berat sekali! Hahaha!" tawaku sambil mengendong Jae Oh.


"Kok Jae Oh lama buka pintunya?"


"Maap Appa, tadi Jae tidul."


Aku mengalihkan pandangannya. Mencari seseorang yang sangatku cintai, selain Jae-oh tentunya, "Jae Oh, dimana eomma?"


Jae Oh menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu appa." balas Jae Oh.


"Apakah Eomma ada bilang sesuatu sama Jae Oh?"


"Hm ... Eomma cuma bilang chama Jae kalau omma mau pelgi appa." balas Teoh.


Krystal kemana yah? Hah, ya sudahlah. Krystal sama sekali tidak mengabariku ataupun Jae Oh. Aku segera berjalan ke arah dapur sambil menggendong Jae Oh, melihat-lihat apakah ada yang masih bisa dimakan.


End Kai P.O.V


"Ciih! Dasar wanita jalang!" seru Kai sambil melemparkan foto-foto memalukan itu. Sang Asisten hanya bisa terdiam melihatnya.


"Tuan Kim, kalau begitu saya izin keluar." Luhan membungkuk dan meninggalkan ruangan. Kai tak habis pikir ternyata ini yang dilakukan Krystal selama ini. Bermain-main di belakangnya. Kai mengambil hpnya yang terletak di atas meja dan berusaha untuk menelpon seseorang.


Tiit!


"Yeoboseyo, Pengacara Park. Tolong urus semua hal yang berkaitan dengan istriku Krystal. Dan jangan lupa ..." Kai menghela nafas. Dia tak habis pikir kenapa pernikahannya berakhir seperti ini, "Dan tolong juga urus surat perceraianku."


Kai menekan kata-kata terakhirnya. Amarah menguasai kepalanya. kesabaran yang dia miliki selama ini telah habis. Dia berharap semoga saja saat dia bertemu dengan Krystal nanti dia dapat menahan dirinya.


TO BE CONTINUES

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset