Chapter 6
My feelings about you. It's never change.
"Lama ya tidak bertemu." Hyun Ji menarik nafas pelan. Berusaha untuk menguatkan dirinya untuk menyebut nama pria itu. Pria yang tengah berdiri di depannya.
"Kai Oppa." Sapa Hyun Ji sambil menyunggingkan senyuman terbaiknya. Kai membalas sapaannya dengan senyum hangat. Senyuman yang dapat membuat jutaan wanita bertekuk lutut hanya untuk memeluk lengan kekar yang tertutup oleh kemeja hitamnya. Termasuk wanita yang sekarang tengah berdiri dihadapannya saat ini.
'Ya, Tuhan. Kuatkanlah diriku!' Hyun Ji dapat merasakan pipinya mulai memanas.
"Ka-kapan Kai Oppa ke Korea?" Hyun Ji mencoba mengalihkan pembicaraan sambil menutupi rona merah yang mulai terpancar di pipi mulusnya.
"Aah ... baru seminggu." balas Kai singkat.
Hyun Ji mengalihkan pandangannya pada Chen yang dari tadi membisu seperti orang mati. Chen hanya terkekeh pelan menerima tatapan maut dari sang adik.
"Aah ... Sudahlah Hyun Ji-ya." ujar Chen sambil menghela nafas pelan, tak kuasa melawan. Kai hanya menatap mereka bingung. Melihat ekspresi yang diberikan Chen membuat Hyun Ji mengerlingkan matanya malas. Andaikan saja Oppa nya memberi tahu kalau Kai tengah berada di apartemennya. Paling tidak dia bisa mempersiapkan mentalnya sedikit.
'Grrr! Awas saja kau Oppa!'
"Ya sudahlah ayo makan! Nanti makanannya dingin." sahut Hyun Ji sambil berjalan kearah meja makan. Menarik kursi dan segera duduk diatasnya yang diikuti oleh Kai dan Chen. Mereka segera menempati kursi masing-masing. Hyun Ji berada di sebelah Chen dan Kai berada duduk tepat di hadapan mereka.
•••
Hening. Tidak ada satupun yang memulai percakapan. Semuanya sibuk mengunyah makanan yang tersedia. Hanya denting sendok dan garpu yang menggema di ruang makan. Membuat sang taun rumah Chen merasa hambar dengan suasana yang timbul di antara mereka bertiga.
"Hei, Kai." panggil Chen.
Kai terkejut dan segera mendongakkan kepalanya, "Mm? mwouya, Hyung?" tanya Kai dengan mulutnya yang masih mengunyah makanan.
"Hei, habiskan makananmu itu baru kau ngomong!" ujar Chen seakan memberikan petuah terhadap Kai. Yang ditegur hanya cengar-cengir tak jelas. Kai segera menelan makanannya bulat-bulat.
"Sorry, Hyung, memangnya ada apa?" tanya Kai bingung. Chen hanya menghela nafas.
"Jadi begini-" Hyun Ji menghentikan aktivitas mengunyahnya sebentar, memperhatikan Chen yang nada bicaranya mulai serius, "Apakah kau punya kenalan rekan bisnis pria, Kai? Yaah ... yang kira-kira usianya tidak terlalu tua lah." lanjut Chen.
Kai hanya mengangkat alis matanya sebelah. Heran dengan apa yang ditanyakan oleh Chen, "Hm ... aku rasa ada. Memangnya ada apa? Kau mau mengajukan tawaran bisnis?" ujar Kai sambil meletakkan sendoknya di piringnya.
"Aaah ... tidak-" Chen tampak menahan senyumannya. Matanya melirik Hyun Ji yang masih setia mendengarkan pembicaraannya sekarang, "Aku hanya ingin mencarikan Hyun Ji pacar! Hahaha!" kekeh Chen.
Hyun Ji yang dari tadi diam segera menatap tajam Chen sebal, "Oppa, akukan bisa cari sendiri!" seru Hyun Ji marah. Tangan Hyun Ji mencubit lengan Chen kuat, membuat Chen mengaduhkan rasa sakit.
"AW! Ish sakit!" sahut Chen sambil mengelus pelan lengannya. Kai hanya tertawa melihat pertengkaran kakak-adik yang tengah berlangsung didepannya. Baginya ini sangat menghibur.
"Oppa kan hanya berniat baik, Hyun Ji." kata Chen pelan. Mendengar perkataan Oppanya, Hyun Ji mengalihkan pandangannya kearah lain sambil mengembungkan pipinya kesal.
"Hyun Ji-ya."
Mata Hyun Ji membulat saat mendengar namanya dipanggil oleh Kai. Irama jantungnya tak teratur. Padahal sudah setengah mati dia mengaturnya. Andaikan jantungnya itu seperti balon, pasti sekarang sudah pecah. Secepat kilat, Hyun Ji mengalihkan pandangannya pada Kai.
"I-iya Kai Oppa?" tanya Hyun Ji gugup.
Senyum mengembang dari bibir Kai begitu sexy dan mempesona. Membuat Hyun Ji setengah mati menahan diri untuk tidak pingsan, "Kau cantik Hyun Ji. Pasti akan ada pria yang mendekatimu. Bahkan aku berani bertaruh untuk itu!"
Nafas Hyun Ji tercekat saat mendengar pujian yang tadi keluar dari mulut pria itu. Perasaan senang menjalar di seluruh tubuhnya. Seakan-akan ribuan kupu-kupu beterbangan didalam perutnya. Hyun Ji tak dapat menahan bibirnya untuk tidak membentuk seutas senyuman. Astaga, siapa wanita yang tak tahan dipuji oleh pria seperti Kai?
"Hahaha, Oppa terlalu berlebihan." jawab Hyun Ji. Kai hanya membalas Hyun Ji dengan cengiran khasnya. Tiba-tiba Hyun Ji teringat sesuatu, "Kai Oppa?"
"Hm, Mwoya?"
"Dimana Krystal? Aku tidak melihatnya dari tadi." Tanya Hyun Ji sambil mengalihkan pandangannya keliling ruangan. Mencari sosok Krystal.
Kai hanya terdiam mendengar pertanyaan Hyun Ji. Raut wajahnya berubah seperti memikirkan sesuatu, "Dia tidak ikut ke Korea Hyun Ji. Dia sedang ada urusan." balas Kai singkat sambil memasang wajah innocentnya. Mendengar jawaban dari Kai, Hyun Ji hanya mengangguk. Tak menaruh sedikitpun rasa curiga padanya.
•••
Flashback
Kai p.o.v
"Hyung." Aku menatap Chen serius. Mengisyaratkan padanya untuk memperhatikan apa yang akan kukatakan, "Kami akan bercerai." lanjutku. Mata Chen membulat seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang.
"Bercerai! WAE?" Teriak Chen, "Kenapa kau mau bercerai darinya? Apakah kau bosan? Apakah kau selingkuh? Krystal punya simpanan? Atau apa?"
Beribu-ribu pertanyaan dari Chen seakan bertubi-tubi menghantam telingaku. Wajahku mengkerut saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Chen. Aku selingkuh? Ayolah! Aku sudah menyerahkan seluruh cintaku pada Krystal. Bahkan aku pernah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu membahagiakannya.
Bosan? Mungkin Chen masih berpikir tabiatku sama seperti yang dulu. Pria Cassanova? Playboy? Player? Itulah julukan ku di masa lalu. Sudah tak terhitung jumlah wanita yang jatuh di pelukanku. Tetapi, semenjak aku mengenal Krystal, aku berusaha untuk mengubah image ku. Bahkan aku tidak pernah memikirkan soal wanita lain. Krystal punya simpanan? Mungkin itu jawaban yang tepat.
"Ne, dia punya simpanan." balasku singkat. Chen tampak terkejut dengan jawaban yang ku berikan.
"Krystal!? hah aku tak menyangka dia bisa seperti itu." ujar Chen lemah, "Kai, apakah kau sudah punya bukti kalau dia selingkuh?" Chen mendelik ke arahku.
"Ne, tentu saja." aku menaruh kartu remi yang tadi kupegang. Aku mengangkat kepalaku, "Kau tahukan. Aku tak pernah menuduh seseorang tanpa bukti." lanjutku. Chen hanya mengangguk.
"Ne, aku tahu itu." Chen hanya menghela nafasnya. Tanganku mengepal ketika mengingatnya. Mengingat perselingkuhan yang dilakukan oleh istriku sendiri. Rasanya ingin sekali ku hancurkan rumah orang yang menjadi selingkuhannya. Tetapi, saatku mendengar pengakuan Krystal. Cih, wanita yang tak tahu terima kasih!
Aku menggelengkan kepalaku pelan, "Hyung? Boleh aku minta tolong sesuatu padamu?" tanyaku penuh harap.
"Ne, tentu saja boleh! Kau mau minta tolong apa?" tanya Chen.
"Tolong, rahasiakan dulu hal ini."
Kulihat Chen mengangguk tanda setuju, "Baiklah kau bisa mempercayakan nya padaku, Kai." jawab Chen dengan nada yakin.
"Terima kasih, Hyung." ujarku pelan.
End Flashback
•••
"Hah, padahal aku juga merindukan Krystal." kata Hyun Ji lemah. Tangan Hyun Ji bergerak, mengambil gelas dan menuangkan air putih yang sudah tersedia di atas meja.
Bicheul sodneun Sky
geu arae seon ai I
Kkumkkudeusi Fly
My Life is a Beauty~
Ponsel disaku celana Kai berdering. Kai dengan sigap segera mengambilnya. Wajahnya tampak terkejut saat melihat siapa yang menelpon, "Mianhae, Chen, Hyun Ji aku permisi dulu ya." pinta Kai sopanlah. Kai berdiri dari kursi dan berjalan menjauhi meja makan.
Tit!
"Yeoboseyo? Ada apa Luhan-ssi?" tanya Kai singkat. Entah apa yang dibicarakan oleh pria yang berada diujung telpon itu. Mata Kai membulat. Dia terkejut dengan apa yang ia dengar sekarang, "Hm, baiklah. Terima kasih atas informasinya." balas Kai dingin. Kai segera mematikan ponselnya dan kembali berjalan menuju meja makan, seperti tidak terjadi apa-apa.
Hyun Ji menatap Kai heran, begitu juga dengan Chen, "Kai Oppa? Mwo-ya?" tanya Hyun Ji.
"Tidak, tadi cuma membicarakan masalah kecil. Tak masalah." balas Kai. Kai segera membereskan piringnya dan berjalan ke arah dapur.
"Dasar wanita jalang!" umpat Kai sambil menaruh piringnya di tempat cucian piring. Tangan Kai mengepal, menahan amarah yang seakan menusuk-nusuk hatinya. Sampai-sampai dia tak menyadari Hyun Ji telah berdiri di belakangnya.
"Kai Oppa?" sapa Hyun Ji pelan. Kai terkejut dan segera membalikkan badannya. Menghadap kearah Hyun Ji.
"Ya, Hyun Ji?"
"Oppa tidak apa-apa? Apakah Oppa sakit?" tanya Hyun Ji, matanya terus menatap wajah Kai yang tiba-tiba tampak kacau.
"Ooh, aku tidak apa-apa Hyun Ji. Mungkin aku hanya kurang istirahat." kilah Kai.
"Hm, baiklah." sahut Hyun Ji pelan. Hyun Ji segera berjalan ke arah kulkas dan mengambil botol minuman berukuran kecil.
"Ini vitamin, minumlah!" kata Hyun Ji sambil memberikan botol itu ke arah Kai. Kai pun menerimanya dengan senang hati dan meminum minuman yang diberikan Hyun Ji hingga habis.
"Gomawo."
Hyun Ji tersenyum lembut, "Ne, sama-sama. Aku keluar dulu ya." balas Hyun Ji sambil berjalan keluar. Chen menatap Hyun Ji, seakan meminta penjelasan. Hyun Ji hanya mengangkat bahunya dan menggeleng kepalanya pelan. Tak berapa lama kemudian Kai keluar dari dapur.
"Hyun Ji, Chen Hyung aku pulang dulu ya."
"Baiklah. Hati-hati, Kai." balas Chen. Hyun Ji hanya mengangguk.
Kai berjalan kearah pintu dan membukanya pelan, "Oh, iya. Terima kasih atas makanannya!" teriak Kai. Tak lama kemudian terdengar suara pintu tertutup.
Ceklek!
Kini hanya tinggal mereka berdua. Chen menghela nafas berat. Sekarang ia harus siap menerima omelan Hyun Ji yang sebentar lagi akan merusak gendang telinganya.
TO BE CONTINUES
