Pure Love 2017 Chapter 9

Posted by Lee Yena, Released on

Option


Chapter 9

My feelings about you. It's never change.


Club Street of Hongdae

Malam pukul 08.20


Kai memarkirkan mobil sportnya. Sesaat kemudian, pria itu membuka kaca mobil dan melihat nama tempat yang sekarang tepat berada di depannya, "Sudah lama aku tidak kesini." Kai keluar dari mobil dan melenggangkan kakinya ke arah klub malam yang terletak di Hongdae, Seoul. Tempat dimana seseorang bisa bersenang-senang menikmati malam mereka.


Banyak sekali hiburan yang tersedia disini. Hiburan yang sebenarnya sangat tidak diperuntukan bagi para pelajar. Tapi kenyataannya, banyak sekali para pelajar khususnya mereka yang masih mengenyam pendidikan di SMA menikmati malam mereka disini. Dan tentu saja, dibalik wajah Korea Selatan yang dikenal luhur dan santun, terselip kehidupan malam yang berbanding 360 derajat. Sangat bertolak belakang.


Baru saja Kai berjalan beberapa langkah dari mobilnya, Kai sudah disambut oleh tatapan menggoda para PSK cantik yang tengah berdiri diluar klub. Menanti datangnya para pria hidung belang yang biasa menjadi pelanggan mereka, "Mungkin aku bisa bersenang-senang sebentar." gumam Kai sambil menunjukkan smirk andalannya.


•••


Apartemen Chen

Malam Pukul 11.30


Hyun Ji mengelus puncak kepala Jae Oh pelan. Ditatapnya Jae Oh yang tengah terlelap dalam mimpi indahnya dengan lembut, "Anak ini sangat tampan." pujinya pelan. Hyun Ji memainkan rambut Jae Oh. Senyum tak pernah lepas saat ia memainkan rambutnya, "Mirip seperti ayahnya." gumamnya pelan.


Hyun Ji tersenyum miris saat mengingat kenyataan yang jelas terpampang didepannya. Ia masih saja memikirkan Kai. Memikirkan perasaannya yang tak pernah hilang. Bahkan perasaannya semakin hari terasa semakin kuat terhadap pria itu. Pria yang sudah berstatus sebagai suami orang.


Hyun Ji menghentikan aktivitasnya dan menatap jam yang ada di sudut kamar Chen. Untung saja di apartemen ini memiliki 3 kamar yang berukuran sedang. Jadi mereka tidak perlu susah-susah membagi kamarnya dengan Jae Oh.


"Aigoo, sudah jam 11.30!" Hyun Ji menatap jam panik. Ia bingung kenapa Kai belum juga datang untuk menjemput Jae Oh. Dengan langkah pelan, Hyun Ji beranjak dari tempatnya duduk. Meninggalkan Jae Oh yang tertidur pulas di ranjangnya. Hyun Ji membuka pintu kamar pelan dan menutupnya rapat.


Ceklek!


Hyun Ji melangkahkan kakinya ke arah sofa, berjalan ke arah Chen yang masih sibuk menonton film action kesukaannya, "Apakah ia sudah tidur?" tanya Chen tanpa melepaskan pandangannya dari TV. Hyun Ji menjatuhkan badannya di sofa dan merenggangkan tangannya ke depan.


"Ne, Oppa." balas Hyun Ji singkat.


"Oh, baguslah."


Hyun Ji kembali menatap jam yang tergantung di dinding. Jarum jam terus menunjukkan waktu yang semakin larut malam, "Oppa?"


"Ne, Mwoya?"


"Kapan Kai Oppa pulang?" tanya Hyun Ji bingung. Mendengar pertanyaan adiknya, Chen mengalihkan pandangannya ke arah Hyun Ji.


"Aniyo, aku tidak tahu kapan dia pulang. Soalnya dia juga tidak bilang kalau ia ada urusan sampai malam begini." ujar Chen.


Hyun Ji hanya bisa menghela nafas. Ternyata, Oppanya juga sama bingungnya dengan dia sekarang, "Oppa, coba kau telpon!" ujar Hyun Ji sambil menunjuk ponsel Chen yang tergeletak diatas meja tepat di depan mereka.


"Aku sudah menelponnya 3 kali. Tapi tidak juga dia angkat." balas Chen. Mendengar penjelasannya Chen, Hyun Ji menghela nafas lemah.


"Kita coba lagi ya Oppa? Ok?" seru Hyun Ji yang dibalas tatapan heran dari Chen.


"Coba apa? Coba menghubungi Kai?" 


"Ne! Ne! Ayo coba!" seru Hyun Ji semangat. Memikirkan Kai yang sekarang tak ada kabar membuatnya sangat cemas.


"Aaah, malas! Nanti juga enggak diangkat!" balas Chen malas.


Hyun Ji memanyunkan bibirnya kesal. Melihat reaksi Hyun Ji yang begitu imut nan menggemaskan, Chen tertawa pelan, "Hahaha! Adik Oppa ini. Oppa tau kok kamu masih suka kan dengan Kai?" goda Chen.


Hyun Ji menatapnya sebal, "Oppa! Aku serius! A-aku cuma khawatir dengannya." ujar Hyun Ji agak gugup.


Chen dapat melihat pipi Hyun Ji memanas. Soal perasaannya dengan Kai, adiknya tak pernah dapat berbohong, "Hahaha! Baiklah aku coba lagi." balas Chen, ia segera mengambil ponselnya dan mencari kontak nomor Kai dan segera menelponnya.


Tiit! Tiit! Tiit!

Drrt!


"Haah ... Yeobo *hik* seyo ... Hahaha. Who is this? *hik*..."


Chen mengernyitkan alisnya kuat saat mendengar sapaan pria yang ada diujung telpon, "Ini aku Chen! Akhirnya kau angkat juga Kai! Kau ada dimana?"


"Ini Chen Hyung ya~ Aku *hik* sedang bersenang-senang~ Haha *hik* ..."


Mendengar jawaban Kai, Chen menghela nafas kuat. Semalaman ia menjaga anaknya dan membuat adiknya Hyun Ji khawatir setengah mati, digaris bawahi setengah mati. Dengan santainya Kai menjawab ia sedang bersenang-senang!? Untung Kai adalah sahabat baiknya, kalau tidak sudah ia bakar mobil sport kesayangannya itu.


"Hei, Kai. sekarang kau ada dimana?" tanya Chen malas. Sebenarnya dia tidak masalah membiarkan Kai bersenang-senang semalaman bahkan sampai pagi sekalipun. Tapi gadis yang tengah duduk di sebelahnya akan terus menanyakan kabar pria yang tengah ditelponnya ini.


"Kau~ *hik* Kau tahukan *hik* klub yang dulu kita sering *hik* pergi bersenang-senang *hik* ..." ujar Kai.


"Kau mabuk Kai." balas Chen sebal.


"Aku *hik* tidak mabuk *hik* aku sehat seperti kupu-kupu *hik* hahaha!" racau Kai asal. Terdengar suara seorang wanita diujung telpon yang seakan terus menggoda Kai untuk mematikan ponselnya, "Hahaha, Oh God! Kau *hik* nakal sekali cantik~ *hik* ..."


Kini Chen sudah kehilangan kesabarannya, "Baiklah! Sekarang aku akan menjemputmu! Tunggu aku disitu!" balas Chen kesal.


Tiit!


Chen mematikan ponselnya kesal dan mengacak-acak rambutnya kasar, "Ggggrrr!" gerutunya kesal.


Hyun Ji menatap Chen heran, "Oppa? Apa betul Kai oppa mabuk? Sekarang dia dimana?" tanya Hyun Ji.


"Kai sekarang tengah berada di klub malam." jawab Chen seraya bangkit dari tempat duduknya dan segera mengambil jaketnya yang tergantung di depan pintu.


"Eh, Oppa tunggu!" sela Hyun Ji ditengah aktivitas Chen memakai jaket. Hyun Ji segera berdiri dan berjalan ke arah Chen sambil menarik bajunya pelan.


"Mwoya Hyun Ji-ya?" tanya Chen heran.


"Hm, Oppa. Boleh tidak aku yang menjemputnya? Boleh ya?" pinta Hyun Ji manja.


Chen menggeleng kepalanya heran, "Kau ini! Tidak boleh! Ini sudah larut malam, anak perempuan tidak boleh berkeliaran malam-malam begini!" ujar Chen.


Hyun Ji mendengus kasar, "Ayolah Oppa! Aku sudah berumur 23 tahun Oppa! 23 tahun! Aku bukan anak kecil lagi! Tenanglah Oppa. Aku bisa kok jaga diri." bela Hyun Ji, berusaha meyakinkan Chen.


"Aah, Hyun Ji, please! Tolong dengarkan Oppa! Ini sudah malam. Nanti kalau ada apa-apa dijalankan Oppa juga yang susah!" ujar Chen khawatir.


Hyun Ji mendekatkan tubuhnya ke Chen dan memeluknya erat, membenamkan kepalanya di dada bidang Chen, "Oppa, please. Biarkan aku menjemputnya." gumam Hyun Ji pelan.


"Kau ingat Oppa? Waktu kau pergi ke China selama 8 bulan. Aku sendirian di Korea." lanjut Hyun Ji pelan.


Mendengar kata-kata lembut lebih tepatnya rayuan Hyun Ji membuatnya lemah. Chen membalas pelukan Hyun Ji erat dan mengelus puncak kepala adiknya. Chen tahu adiknya itu perempuan yang kuat, sangat kuat malah. Ia hanya khawatir akan keselamatan adiknya walaupun ia tahu adiknya bukanlah anak kecil lagi.


"Kau ini susah sekali dibilang!" ujar Chen malas.


Hyun Ji mengangkat kepalanya. Menatap lekat mata Chen dengan tatapan memelas, Puppy Eyes andalannya, "Oppa~ jebal." rayunya pelan.

 

"Ish! Baiklah! Kau boleh menjemputnya, dia ada di klub malam di daerah Hongdae. Tapi ingat pesan Oppa! Hati-hati!" ujar Chen pasrah.


Mendengar perkataan Oppanya yang menyetujui permintaan nya, Hyun Ji berteriak senang, "YES ! THA-" Chen meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Hyun Ji.


"Sssssst ... Jangan keras-keras! Nanti Jae Oh bangun." ujar Chen meminta Hyun Ji mengecilkan volume suaranya.


"Oh, iya aku lupa. Thanks, Oppa! Thank you so much." balas Hyun Ji pelan, senyum mengembang dari bibir mungil Hyun Ji. Hyun Ji melonggarkan pelukannya dan berlari mengambil tas nya yang ia taruh di atas sofa, "Oppa aku pergi dulu ya, Bye!" pamit Hyun Ji. Chen tersenyum lembut dan mengacak-ngacak rambut Hyun Ji pelan.


"Ne, hati-hati ya. Kalau ada apa-apa cepat telpon Oppa!" ujar Chen tegas. Hyun Ji mengangguk mengerti dan berjalan menuju pintu.


Ceklek!

Baam!


Hyun Ji menutup pintu pelan. Langkah kaki nya mantap meninggalkan apartemen Chen. Rasa senang menjalar di sekujur tubuhnya. Oh, betapa ia sangat menginginkan momen seperti ini. Ia memegang pipinya yang mulai memancarkan rona merah. Bayangkan betapa bahagia nya ia sekarang. Paling tidak sekarang ia memiliki kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu dengan Kai. Berdua cuma berdua. Tapi ketika mengingat status Kai yang masih suami dari Krystal. Ia menggelengkan kepalanya kuat.


'Tidak boleh! Babo!' batinnya sebal. Hyun Ji segera mengenyahkan hal-hal yang menganggu akal sehat dan melanjutkan perjalanannya.


TO BE CONTINUES


Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset