Pure Love 2017 Chapter 19

Posted by Salsa, Released on

Option
Content Warning
Peringatan, series berjudul "Chapter 19" di dalamnya mungkin terdapat konten kekerasan, berdarah, atau seksual yang tidak sesuai dengan pembaca di bawah umur.
Enter
Exit



Chapter 19

My feelings for you. It's never change.


"Perkenalkan, namaku Kang Seulgi. Tuan Kim Jongin."


Kai terdiam, tak memberikan sepatah katapun. Matanya masih menatap lekat mata yeoja dipangkuannya. Kai memasang wajah datar. Tak mengindahkan sentuhan nakal yang terus diberikan oleh Seulgi.


"Pergilah."


"Pergi?" alis Seulgi terangkat, "Kau pikir aku akan menurutimu?" ia kembali tersenyum. Perhatiannya terfokus pada kancing baju didepannya.


"Keras kepala." kekeh Seulgi saat merasakan sesuatu menonjol dibawah sana, menyentuh belahan bokongnya. Ia kembali menggerakkan bokongnya provokatif. Gerakan yang tak pelak membuat kejantanan pria itu semakin menegang.


"Mmnhhh ..." suara lenguhan keluar dari bibir Kai. Disambut senyuman kemenangan yang mengembang dari bibir wanita itu.


Come on baby. Play with me." Seulgi melepas kancing baju Kai, dimulai dari atas hingga ke bawah. Menampilkan dada bidang nan atletis yang tersembunyi dibalik kemeja berwarna biru yang Kai gunakan.


"Berhen-" perkataan Kai terhenti saat bibirnya dipertemukan dengan sesuatu yang lembut, basah, dan menggoda. Seulgi mencium bibirnya, sementara lidahnya bermain-main didepan bibir Kai. Mensugestikan pria itu agar membalas ciumannya.


Hingga akhirnya, Kai membalas permainan yang diberikan oleh Seulgi.


"Ah!" Seulgi memekik saat Kai mengangkat tubuhnya kasar. Kai menghempaskan tubuhnya diatas meja kerja nya. Tak memperdulikan tumpukan berkas penting yang sudah berserakan entah kemana.


Kini mata Kai telah ditutupi oleh hasratnya. Kai menatap lapar gundukan indah dibawahnya. Ia menjilat sudut bibirnya, menampilkan smirk di wajahnya. Kai meremas dada kanan Seulgi, tak lupa tangan kirinya mulai menurunkan dress yang Seulgi kenakan. Great, ternyata wanita itu tak menggunakan bra.


Kai mendekat kan wajahnya pada dada Seulgi, menjilat, menggigit, dan menghisap puting wanita itu.


"Aah ... tu ... an." Seulgi mendesah saat Kai menghisap kuat payudaranya. Tak sabar, tangan Kai mencari resleting yang terletak dipunggung Seulgi. Menariknya kasar dan melepaskan kain 'pengganggu' dari tubuh wanita itu. Menyisakan underwear yang masih setia menutupi bagian intim wanita itu.


"Ha ... ah ..." Seulgi merintih kesakitan. Ia menatap sayu saat melihat bekas gigitan yang Kai berikan diatas dadanya.


Kai menarik kasar underwear yang Seulgi kenakan. Ia memasukkan jari telunjuk nya, memainkan klirotis dan mengocok-ngocok liang yang ia rasa sudah basah.


Satu persatu, Kai terus memasukkan jari-jemarinya. Hingga tiga jarinya telah bersarang di dalam liang Seulgi. Ia terus menambah tempo kecepatan nya pada liang Seulgi. Membuat Seulgi mengelinjang tak karuan.


"Aaaah! Aaah! Ka-kai!" tubuh Seulgi menegang. Ia mendongakkan kepalanya saat merasakan sesuatu yang menerobos keluar dari kewanitaannya.


"Haaah ... haaah ..." dadanya naik turun. Berusaha menarik oksigen agar masuk ke dalam paru-parunya. Kedua kakinya terasa lemas. Seulgi dapat merasakan otot-otot dibagian bawah perutnya seakan ditarik. Bahkan hanya dengan jarinya. Pria itu dapat memuas wanita manapun. Luar biasa nikmat.


"Dasar jalang." Kai membuka kedua paha wanita itu selebar mungkin. Membuat kewanitaan Seulgi yang merah mengkilap merekah begitu saja. Bahkan cairan orgasme tadi masih mengalir deras dari liang itu.


Kai menundukkan kepalanya, mensejajarkan wajahnya dengan liang Seulgi. Kai meniup pelan dan perlahan memasukkan lidahnya kedalam sana. Bermain-main dengan liang kenikmatan milik Seulgi.


"Ah ... hmmnn ..."


Menerima perlakuan Kai, Seulgi hanya pasrah. Diremasnya ujung meja, menyalurkan perasaan nikmat yang pria itu berikan pada bagian intimnya. Bibirnya tak henti-henti mendesah. Memenuhi ruangan dengan desahan dan erangan sensual yang keluar dari bibirnya.


Setelah puas, Kai segera menarik kepalanya dari sana. Sudut bibirnya tertarik keatas saat menyaksikan wanita itu tak berdaya di atas mejanya. Pakaiannya yang tergeletak asal dilantai, kedua dadanya yang sudah dipenuhi kissmark dan salivanya, serta kewanitaannya yang merah merekah didepannya.


"Ah, fuck."


Sesak. Kai merasakan sesak dibagian bawahnya. Dengan cepat Kai membuka ikat pinggangnya, menurunkan resleting celana dan boxer yang ia kenakan. Membebaskan ereksi yang sadari tadi tertahan dibalik celananya.


Glup.


Seulgi meneguk salivanya kuat saat matanya bertemu dengan kejantanan pria itu.


Besar, panjang, dan keras.


Mungkin itulah kata-kata yang dapat mendeskripsikan apa yang Seulgi lihat sekarang. Bahkan ukurannya jauh lebih besar daripada dildo yang biasa ia mainkan.


"You're so fucking wet, Bitch." kekeh Kai.


Sorot matanya telah menggelap. Tangan Kai mengelus kejantanannya yang telah menegang. Memposisikannya tepat di depan bibir vagina wanita itu.


"Aaaah!" pekik Seulgi, ia mencengkram kuat ujung meja saat merasakan kejantanan Kai yang dipaksa masuk. Membuat rahim nya berdenyut nyeri.


Oh, God! It's not her first time but, why it is so hurt?


"Ah, tu-tuan."


Seulgi menggigit bibirnya, menahan rintihan agar tetap bertahan diujung tenggorokannya. Perlahan, Seulgi menggerakkan pinggulnya. Berusaha beradaptasi dengan benda besar yang tengah bersarang di rahimnya. Ia menurunkan pandangannya, menatap lekat kejantanan pria yang telah membuat rahimnya berdenyut nyeri. Lihatlah! Bahkan ini baru setengah!


"Oh, God! Ah.." desah Seulgi.


Kai kembali menggerakkan pinggulnya, memaksa juniornya untuk masuk lebih dalam. Kai menggeram, tangannya mencengkram erat paha Seulgi. Membuat Seulgi sesaat mengaduhkan rasa sakit.


"Sshhhh.." nafas Kai mulai memburu. Sejenak Kai menarik kembali juniornya dari rahim Seulgi. Mengelusnya dan kemudian memposisikan kejantanannya di depan bibir vagina Seulgi. Sekali lagi. Kai memasuki tubuh wanita itu.


"Aakh!!"


Seulgi berteriak cukup kencang saat Kai menghentak kuat juniornya, hingga seluruh kejantanannya sukses terbenam dalam rahim Seulgi. Tak tahan, air mata turun dari sudut matanya. Ini sakit. Mungkin saja vaginanya telah robek sekarang.


"Haah..aah..tu-tuan.."


Kai menghentikan gerakannya sesaat. Menatap wajah Seulgi yang begitu pasrah. Keringat mengucur dari dahinya. Bibir tipis yang terus mendesahkan namanya. Tatapan mata sayunya yang seakan menyiratkan kenikmatan padanya.


"Uwaah..aah...aah!"


Dengan tempo sedang, Kai menggerakkan pinggulnya dengan gerakan in-out.


Dengan tempo sedang, Kai menggerakkan pinggulnya dengan gerakan in-out


"Aah! Aah! Ka-kai! Oh God!" Seulgi mendesah hebat. Tubuhnya terguncang berkali-kali menerima hentakan dari Kai. Semakin lama semakin cepat. Kai menggerakkan pinggulnya brutal. Seperti seseorang yang tengah kesetanan.


"Aakh! Kai! Pelan-pelan! Akh!"


Telinganya seakan tuli. Tak mampu mendengar erangan rasa sakit wanita itu. Matanya telah buta, ia terus menggerakkan pinggulnya kuat tanpa memikirkan keadaan wanita yang ia tunggangi.


"Aah! Aah! Ka-kai!"


Rasa sakit dan nikmat bercampur menjadi satu. Memberikan sensasi luar biasa pada Seulgi. Anggota tubuhnya seakan lemah seperti kapas yang tertiup oleh angin. Bahkan untuk mencengkram meja dibawahnya, ia sudah tak mampu.


"Aah! Aah! Ka-Kai! I-I Aakh!!" untuk yang kedua kalinya. Seulgi mengerang kenikmatan. Merasakan orgasme yang kembali menghantam kewanitaannya. Kembali, ia telah menggapai surga dunia.


Kai tersenyum miring, ia semakin mempercepat tempo gerakan. Tak memberikan jeda barang sedetikpun.


Pok! Pok! Pok!


Suara pertemuan alat kelamin semakin mendominasi ruangan. Tak lupa erangan dan desahan yang semakin menjadi-jadi. Untung saja, ruangan kerja Kai dilapisi dinding kedap suara. Sehingga tak ada orang lain yang akan mendengar suara nista yang keluar dari pergulatan mereka.


"Ugh..." Kai mengerang pelan. Ia semakin menguatkan cengkeraman nya pada paha mulus Seulgi. Kai terus memompa miliknya diliang Seulgi. Terus. Hingga ia terpuaskan.


TO BE CONTINUES

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset