Chapter 23
My feelings for you. It's never change.
"Sial!"
Pria itu-Kai-memukul setir mobilnya kasar. Perasaannya kian tak menentu saat mendengar apa yang didapatkan oleh asisten pribadinya serta beberapa bukti foto yang Luhan cantumkan dalam berkas pengintaiannya. Semua hal, kedekatan Hyun Ji dengan pria aneh bernama Oh Sehun. Dan yang paling menyakitkan. Pria sialan itu berani menempelkan bibir busuknya pada Hyun Ji.
"Hyun Ji."
Amarahnya bergejolak, tak henti-hentinya ia mengeluarkan kutukan bengis pada pria itu. Berani sekali dia! Pikir Kai.
Tanpa pikir panjang, ia segera banting stir mobilnya. Menuju tempat tinggal gadis yang beberapa bulan ini sudah mencuri hatinya. Tidak! Apapun yang terjadi dia harus mendapatkan Hyun Ji!
Apapun akan ia lakukan, bahkan jika dia harus ...
Menandai tubuh Hyun Ji dengan kissmark disetiap inci tubuhnya. Dia dengan senang hati akan melakukan itu.
×××
Hyun Ji mengerang pelan saat mendengar suara ketukan keras yang menghantam pintu apartemennya. Ia merenggangkan tubuhnya dan duduk diatas ranjang seraya mengucek kedua pelupuk matanya yang masih terasa berat.
Perlahan ia bangkit, melangkah gontai meninggalkan ranjangnya yang super duper empuk dengan gaya tarik gravitasi yang tak tertandingi kekuatannya.
Hyun Ji memijit tengkuknya pelan, ia menggerutu. Siapa yang berani membangunkan tidur malamnya yang begitu nyenyak. Ia menatap jam yang terpaku didinding kamarnya.
Jam 11 malam. Jengah, Hyun Ji menghela nafas berat.
"Siapa?" ucapnya saat ia membuka ganggang pintunya. Rasa kantuknya tiba-tiba menghilang entah kemana. Matanya membulat sempurna saat melihat siapa yang tengah berdiri didepan pintunya.
"Oppa.." bisiknya.
Sementara, Kai hanya menatap Hyun Ji dengan tatapan dingin. Membuat gadis didepannya semakin kikuk. Merasa tak nyaman, Hyun Ji mengambil langkah mundur.
Tap...
"Oppa ada apa kemari?"
Diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Kai. Masih dengan ekspresi datar, Kai mengambil langkah maju, membuat Hyun Ji bingung lalu mundur beberapa langkah ke belakang.
Kai mengalihkan pandangannya pada pintu utama yang terbuka lebar. Seringai tipis keluar dari bibirnya. Kai berbalik dan menutup rapat pintu kayu bercat cokelat gelap itu.
Bam!
Ceklek!
"Oppa." Hyun Ji menatap Kai bingung, "Apa yang kau lakukan?"
"Hyun Ji."
Suara berat Kai membuat bulu roman gadis itu meremang. Ditambah dengan tatapan aneh yang Kai lemparkan padanya. Begitu dalam dan bergejolak. Seperti menahan sesuatu yang selama ini terpendam didalam sana.
"Akh!" dengan kasar, Kai menarik lengan Hyun Ji. Membuat tubuh ringkih gadis itu terjatuh dalam pelukannya. Kai mengeratkan pelukannya. Seakan tubuh gadis didalam dekapannya adalah benda yang paling berharga didunia ini.
"Oppa." suara Hyun Ji sedikit bergetar. Ia berusaha mendorong tubuh kekar Kai yang terus mengurung tubuhnya dalam dekapan Kai. Tapi, tak bisa Hyun Ji pungkiri. Pelukan Kai terasa begitu hangat dan nyaman. Dia menyukainya. Dia menyukai segala hal tentang pria ini.
"Hyun Ji, Aku ..." Hyun Ji mendongak, menatap paras tampan Kai yang menyiratkan kerinduan yang luar biasa. Ia tak pernah melihat Kai seperti ini sebelumnya. Kai yang begitu menginginkan kehadirannya. Membuat eksistensinya begitu nyata. Hyun Ji tak pernah merasa sesenang ini sebelumnya. Ia terpaku saat ibu jari Kai mengelus pelan sudut bibirnya.
Kai mendekatkan, memperkecil jarak antara mereka. Hingga Hyun Ji dapat merasakan deru nafas Kai yang begitu hangat menerpa seluruh wajahnya. Membuat seluruh saraf disekujur tubuhnya lumpuh total.
"Mmnh ..." dan pada akhirnya bibir mereka saling bertautan. Mengecap satu sama lain dan saling memiliki. Hyun Ji yang terbawa suasana tanpa sadar sudah mengalungkan kedua tangannya dileher kokoh pria didepannya. Sementara, tangan Kai menekan tengkuk leher gadis itu. Berusaha memperdalam ciumannya.
"Aah." saat sudah terasa sesak, Kai melepaskan pagutan bibirnya. Membiarkan gadis didepannya menarik oksigen sebanyak yang ia bisa.
"Mungkin setelah ini kau akan berpikir aku pria bajingan." Kai memeluk erat tubuh Hyun Ji. Mendekapnya dengan sangat erat. Kai meletakkan bibirnya di perpotongan leher Hyun Ji. Mengecupnya pelan.
"Hyun Ji, aku mohon ... Tinggalkan dia."
"Apa?" Hyun Ji tergelak. Pandangannya kini lurus, tepat pada kedua bola mata Kai. Mencari kebohongan disela tatapannya. Tapi percuma, Kai tak berbohong sama sekali.
"Kenapa aku harus melakukan itu Oppa?" Hyun Ji mendelik, "Kau memintaku untuk berpaling dari Sehun? Aku tak menyangka kau sebejad ini."
Kai terdiam. Hatinya tercabik-cabik saat mendengar sepatah demi sepatah kata yang keluar dari bibir cherry itu. Kai mengakui, dia begitu egois. Tapi, bolehkah ia berharap lebih pada gadis ini? Berharap gadis yang sudah mengisi relung hatinya yang begitu hampa agar mau menerima pria sebejad dirinya.
"Dan maaf soal tadi. Mungkin aku terbawa suasana saat kita err ... Berciuman." Hyun Ji menundukkan pandangannya. Menyembunyikan wajahnya didada bidang Kai. Menghindari tatapan tajam pria didepannya.
"Oppa lupa? Bukannya Oppa sudah memiliki kekasih?"
Kai mengerutkan dahinya, "Siapa?"
Hyun Ji mendongak. Menatap manik Kai tajam, "Jangan mengelak Oppa." desis Hyun Ji, "Bahkan dia sudah beberapa kali bersamamu. Bahkan ... Kalian bercinta di klub malam itu." lirih Hyun Ji.
"Kang Seulgi? Apa dia?" tanya Kai. Hyun Ji mengangguk pelan.
"Kami ... Tak lebih dari sekedar partner sex." jawab Kai, "Aku tak pernah berhubungan serius dengannya. Tidak! Dengan semua wanita setelah Krystal. Aku tak pernah menaruh hatiku sama sekali pada mereka semua."
"Kau bohong." elak Hyun Ji.
"Tidak, Hyun Ji. Aku serius."
Tak lama gelak tawa meluncur bebas dari bibir Hyun Ji, membuat alis pria berkulit tan ini menukik tajam. Apanya yang lucu? Pikirnya.
"Tampaknya aku harus berterima kasih dengan Sehun." ucap Hyun Ji sambil mendongak, senyum merekah dari bibir Hyun Ji. Yang tak pelak semakin membuat Kai bingung.
"Apa maksudmu?"
"Sebenarnya ..." Hyun Ji memainkan jarinya didada Kai, "Ini semua bohong. Hubunganku dengan Sehun. Status pacaran kami. Semuanya bohong." Hyun Ji tersenyum, "Oh Sehun adalah sahabatku sejak kecil dan juga dia sudah memiliki wanita idaman lain." jelasnya.
"Jadi? Semuanya ..."
Hyun Ji mengangguk, "Ya, Oppa. Semuanya hanya akal-akalan aku dan Sehun." guraunya.
Hyun Ji kembali tertawa sedangkan Kai mengerucutkan bibirnya. Untuk pertama kalinya ia dipermainkan oleh seorang gadis. Tapi ada perasaan senang yang menyelimuti hatinya.
"Jadi, kita?" Hyun Ji mengangguk antusias seraya memeluk erat tubuh atletis milik Kai.
Kai memegang dagu Hyun Ji. Membuat Hyun Ji mengangkat kepalanya, "Terima kasih."
Kai kembali memperkecil jarak diantara mereka. Dia kembali mengklaim bibir cherry itu. Tapi kali ini lebih dalam dan menuntut. Kai semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Hyun Ji.
Perlahan, Kai mendorong tubuh Hyun Ji. Masuk kedalam kamar yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Nggh Kai ..." erang Hyun Ji disela ciuman Kai yang kini merambat turun ke lehernya. Pada akhirnya, ruangan itu dipenuhi oleh erangan dan desahan mereka.
×××
"Sehun."
"Apa?"
"Terima kasih untuk yang kemarin."
"Sudah aku duga! Kau pasti menyukai ciumanku bukan?"
"Hei! Bu-bukan yang itu!"
"Terus yang mana?"
"Rencana kau kemarin."
"Aah..yang itu. Ne, no problem. Aku senang bisa membantu sahabatku."
"Terima kasih Sehun. Aku sangat senang! Dan sebagai balasannya aku akan membantumu mendapatkan Tzuyu!"
END
